AS Memberi Waktu 72 Jam, China Ancam Membalas, Makin Panas

Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Wang Wengbin mengatakan konsulat itu beroperasi secara normal.
Kementerian itu mengatakan Washington mendadak mengeluarkan permintaan untuk menutup konsulat itu pada Selasa dan menyebutnya satu "eskalasi yang belum pernah terjadi sebelumnya".
Kedubes China di Washington menerima "ancaman bom dan maut" karena "fitnah dan kebencian" yang dihembuskan pemerintah AS, cuit juru bicara Hua Chunying.
"AS harus mencabut keputusannya yang keliru," katanya.
"China pasti akan menanggapi dengan langkah-langkah balasan yang tegas."
Para penguasa Partai Komunis di Beijing sedang mempertimbangkan menutup konsulat di Wuhan sebagai balasan, demikian satu sumber yang mengetahui masalah itu.
Pakar China yang berdomisili di As mengatakan Beijing dapat juga memilih menyasar konsulat-konsulat yang lebih penting di Hong Kong, Shanghai atau Guangzhou, yang dapat merugikan bisnis AS.
Richard Grenell, yang berperan sebagai penjabat direktur intelijen nasional AS menyarankan AS dapat menutup konsulat China di San Francisco yang sarat teknologi. (Reuters/antara/jpnn)
Hubungan Amerika Serikat dan China makin memanas, setelah Donald Trump curiga ada aksi pembakaran dokumen di Kantor Konsulat China di Houston.
Redaktur & Reporter : Soetomo
- Yakinlah, Ada Peluang untuk Indonesia di Balik Kebijakan Tarif Donald Trump
- Dunia Hari Ini: Amerika Serikat Sepakat untuk Membangun Kembali Ukraina
- Respons Kritik AS soal QRIS, Waka MPR Eddy Soeparno: Terbukti Membantu Pelaku UMKM
- 'Indonesia First’ demi RI yang Berdikari di Tengah Gejolak Dunia
- Gubernur Lemhannas Sebut Kebijakan Tarif Resiprokal Trump Momentum Perkuat Ketahanan Ekonomi
- Pemerintah Klaim Utamakan Kepentingan Nasional dalam Negosiasi Dagang dengan AS