AS Soroti PeduliLindungi, Sultan: Jangan Terprovokasi

AS Soroti PeduliLindungi, Sultan: Jangan Terprovokasi
Wakil Ketua DPD RI Sultan B Najamudin. Foto: Humas DPD RI

jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD RI) Sultan B Najamudin menuding Amerika Serikat sedang mencari-cari cela dan kesalahan Indonesia dengan logika hak asasi manusia (HAM) terkait aplikasi Pedulilindungi.

Sultan juga menduga sikap AS itu terkait sikap Indonesia yang cenderung tidak begitu mempermasalahkan invasi Rusia ke Ukraina.

Menurut Sultan, sikap AS itu justru merugikan reputasi negara Paman Sam AS itu yang kerap mendukung aktivitas militer Israel ke Palestina.

“Dunia telah memahami secara baik tentang logika dan standar ganda atas prinsip HAM mereka yang mengaku sebagai para pejuang HAM itu. Mereka berpura-pura buta dan merasa benar dengan agresi militer Israel dengan perlengkapan perang yang mereka bantu di Al Aqsa hari ini,” sindir Senator asal Bengkulu itu melalui keterangan resminya pada Senin (18/4).

Menurut Sultan, Pentagon sedang cemburu dengan gestur diplomatik Indonesia yang baik-baik saja bersama Rusia dan melejitnya popularitas Putin jagat maya publik Indonesia saat ini. Terutama ketika dikaitkan dengan posisi kita sebagai presidensi G20.

"Terlalu jauh bagi AS untuk memperkeruh suasana sosial politik Indonesia dengan mengungkap hal yang telah selesai dibicarakan di internal Indonesia. Publik Indonesia tidak akan terpengaruh dengan pendekatan politik yang memecah belah seperti itu,” tegas Sultan.

Mantan Wakil Gubernur Bengkulu itu pun meminta masyarakat Indonesia untuk tidak terpengaruh dan terprovokasi dengan propaganda asing yang berpotensi menimbulkan kegaduhan sosial bangsa itu.

“Bangsa ini sudah terlalu kuat dan maju untuk diadu domba,” ujar Sultan.

Laporan Praktik HAM di Indonesia 2021 yang baru dirilis Deplu AS, kini tengah disorot karena isinya mengenai aplikasi pelacakan Covid-19, PeduliLindungi.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News