ASEAN Menciptakan Ekosistem Ekonomi Lewat Implementasi MEA

ASEAN Menciptakan Ekosistem Ekonomi Lewat Implementasi MEA
Ketua DPR RI Bambang Soesatyo (kiri) bersama Wakil Perdana Menteri Singapura Teo Chee Hean dan Ketua Parlemen Singapura Tan Chuan Jin di Stamford Raffles Singapura, Selasa(4/9). Foto: Humas DPR RI

jpnn.com, SINGAPURA - Ketua DPR RI Bambang Soesatyo memberikan apresiasi tinggi kepada Association of South East Asia Nations (ASEAN) yang mampu menciptakan ekosistem ekonomi melalui implementasi Masyarakat Ekonomi ASEAN di tahun 2015. Di tengah ketidakpastian ekonomi global, ASEAN berhasil mencatatkan rata-rata pertumbuhan ekonomi negara-negara anggotanya di angka 4,7 persen.

“Bahkan beberapa negara anggota ASEAN mampu mempertahankan pertumbuhan ekonomi jauh di atas rata-rata pertumbuhan global yang diproyeksikan hanya 3,9 persen. Namun, sebagai kawasan yang berpusat dan berorientasi pada rakyat, kita harus terus berupaya agar pertumbuhan ekonomi tersebut dapat dinikmati secara merata,” ujar Bamsoet dalam Sidang Umum Asian Inter-Parliamentary Assembly (AIPA), di Singapura, Selasa (4/9/18).

Hadir dalam pertemuan tersebut Presiden AIPA Tan Chuan Jin, Sekjen AIPA Tan Isra Sunthornvut serta delegasi AIPA dari negara Myamar, Vietnam, Laos, Kamboja, Malaysia, Singapura, Thailand, Brunei Darussalam serta Filipina.

Sementara, Bamsoet didampingi Wakil Ketua DPR RI Fadli Zon, Ketua BKSAP DPR RI Nurhayati Ali Assegaf, Juliari Batubara (Fraksi PDI-P), Endang Srikarti Handayani (Fraksi Partai Golkar), Jon Erizal (Fraksi PAN), Abdul Kadir Karding (Fraksi PKB), Jazuli Juwaini (Fraksi PKS), Kartika Yudhisti (Fraksi PPP), Amelia Anggraini (Fraksi Nasdem), Sudiro Asno (Fraksi Hanura) dan Mukhamad Misbakhun (Fraksi Partai Golkar).

Politikus Partai Golkar ini berpendapat pesatnya pertumbuhan teknologi digital menjadikan ekonomi digital dan niaga elektronik sebagai bagian tak terpisahkan dari masa depan perekonomian ASEAN. Sehingga, ASEAN harus mampu menjaga kesetaraan dan iklim persaingan yang sehat bagi pelaku perdagangan elektronik maupun konvensional. Dukungan bagi pertumbuhan teknologi digital diharapkan dapat mendorong inovasi-inovasi di kawasan.

“Memasuki era revolusi industri ke-4, kita masih menghadapi masalah konektivitas dan literasi digital. Sebagai anggota parlemen, selayaknya kita memberikan dukungan melalui legislasi, penganggaran dan pengawasan dalam pengembangan infrastruktur dan konektivitas antar wilayah. Hal ini dibutuhkan dalam mempersiapkan daya saing kawasan dalam menghadapi disrupsi inovasi teknologi yang nantinya mempengaruhi tatanan ekonomi, sosial dan politik semua negara,” papar Bamsoet.

Ketua Badan Bela Negara FKPPI ini menuturkan, keberhasilan ASEAN dalam menciptakan ekosistem ekonomi harus dibarengi dengan upaya perwujudan ekosistem kesejahteraan. Jangan sampai terjadi lagi kesenjangan antara masyarakat di suatu negara, maupun antar negara satu dengan lainnya.

“Pertumbuhan inklusif harus tetap mendasari upaya-upaya di kawasan. Karena, visi ASEAN dilakukan sejalan dengan upaya mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. ,” kata Bamsoet.

Beberapa negara anggota ASEAN mampu mempertahankan pertumbuhan ekonomi jauh di atas rata-rata pertumbuhan global yang diproyeksikan hanya 3,9 persen.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News