Asuransikan 2.500 Pekerja Informal dan Beri Beasiswa Siswa Miskin

Banyuwangi Raih Pro-Poor Award 2014

Asuransikan 2.500 Pekerja Informal dan Beri Beasiswa Siswa Miskin
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas meninjau gerakan 10 ribu kolam pekarangan di wilayahnya. FOTO: ist

jpnn.com - BANYUWANGI – Kabupaten Banyuwangi terus mendorong berbagai program perlindungan sosial untuk masyarakat miskin. Tidak hanya bersumber dari dana APBD, beragam program itu juga didorong dengan skema public private partnership (PPP) dengan melibatkan sektor swasta dan BUMN.

Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengatakan, perlindungan sosial dan pengentasan kemiskinan adalah muara dari semua program pembangunan di wilayahnya. Di Banyuwangi, terdapat 5 Peraturan Daerah, 8 Peraturan Bupati, 29 Keputusan Bupati, dan 1 Surat Edaran Bupati yang mengatur soal perlindungan sosial dan pengentasan kemiskinan. Hasilnya, tingkat kemiskinan bisa ditekan ke level 9,93 persen dari angka 20 persen pada sebelum 2010. 

”Kami siapkan pro-poor regulation yang nantinya tecermin pada APBD kami dengan konsep pro-poor budgeting. Konsep program pengentasan kemiskinan ini ada yang karitatif atau jangka pendek, tapi lebih banyak yang bersifat transformatif dan jangka panjang melalui pemberdayaan masyarakat, perluasan akses pendidikan, dan peningkatan kapasitas warga,” ujar Anas yang pernah mengenyam studi ilmu kepemerintahan di Harvard Kennedy School of Government, Amerika Serikat, tersebut.

Anas membeber enam strategi penanggulangan kemiskinan di Banyuwangi, yaitu pengembangan sistem perlindungan sosial bagi penduduk miskin dan rentan miskin, peningkatan akses pelayanan dasar, pemberdayaan kelompok miskin, pembangunan inklusif, penguatan kelembagaan, dan reorientasi kebijakan.

Terdapat sejumlah program perlindungan sosial di Banyuwangi. Di antaranya adalah program Banyuwangi Cerdas dengan anggaran Rp 8 miliar tiap tahunnya untuk memberikan beasiswa kepada siswa dan mahasiswa yang tidak mampu. Selain di kampus yang ada di Banyuwangi, mahasiswa juga dikuliahkan ke sejumlah kampus negeri di luar kota.

”Tidak hanya dibiayai sekolahnya, Pemkab Banyuwangi juga memberi bantuan biaya hidup untuk mahasiswa yang mengikuti program ini,” jelas Anas.

Untuk mendukung Banyuwangi Cerdas, digelar program Banyuwangi Belajar dan Siswa Asuh Sebaya (SAS) untuk memastikan semua anak mendapat pendidikan layak di Banyuwangi dari tingkat dasar sampai menengah ke atas. Khusus program SAS telah menjadi nominator MDGs Award tingkat nasional dengan menyisihkan ratusan program pendidikan dari kabupaten/kota lain di Indonesia.

Hasilnya, dari tahun ke tahun, angka putus sekolah di Banyuwangi terus menurun. Untuk tingkat SD/MI, angka putus sekolah tinggal 0,03 persen pada 2013. Pada tingkat SMP/MTs, tinggal 0,42 persen. Adapun pada level SMA/SMK/MA, tinggal 0,83. 

BANYUWANGI – Kabupaten Banyuwangi terus mendorong berbagai program perlindungan sosial untuk masyarakat miskin. Tidak hanya bersumber dari

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News