Atikoh Sebut Alpha Women Bisa Jadi Korban KDRT, Begini Fenomenanya

Atikoh Sebut Alpha Women Bisa Jadi Korban KDRT, Begini Fenomenanya
Siti Atikoh. Foto: IG atikoh.s

"Kadang perempuan yang posisi karier sangat luar biasa, ada rasa bersalah ketika dia tidak bisa mencukupi seluruh tanggung jawab di domestik, sehingga ketika mereka jadi korban, diam saja," kata alumnus Universitas Gadjah Mada (UGM) itu.

Atikoh juga menyebut selama blusukan mendengar aspirasi tentang perlunya penyediaan lapangan kerja di dalam negeri demi menekan jumlah Tenaga Kerja Indonesia (TKI).

"Bagaimana pemerintah menekan jumlah TKI yang mempengaruhi pola pengasuhan anak, misalnya terkait lapanga kerja yang tersedia di Indonesia. Kemudian teman-teman, masyarakat wirausaha itu bisa menekan tenaga kerja yang bukan ahli. Tenaga kerja informal yang keluar negeri," kata cucu dari KH Hisyam A Karim, pendiri Pondok Pesantren PP Riyadus Sholikhin Kalijaran itu.

Atikoh mengatakan capres-cawapres nomor urut tiga Ganjar Pranowo dan Mahfud MD sudah punya program terhadap keluhan dan aspirasi yang didengar mantan wartawati itu selama blusukan.

Semisal, kata dia, Ganjar-Mahfud bakal memaksimalkan peran bimbingan konseling demi mendampingi korban kekerasan seksual di universitas dan sekolah.

"Kalau misalnya yang seperti KDRT itu, ya, atau misalnya pelecehan seksual harapannya ke depan di setiap lembaga pendidikan, apa itu di universitas, kemudian di SMA, (bimbingan konseling) itu juga kayak tempat curhat," katanya.

Atikoh menyebut Ganjar-Mahfud bakal membuat program Satu Puskesmas Satu Desa yang di situ bakal disediakan seorang psikolog mendampingi korban kekerasan seksual.

"Kemudian untuk pelecehan seksual itu harapannya juga masing-masing di institusi pendidikan mereka bisa melaporkan. Karena kalau selama ini ada kecenderungan mereka takut melapor karena ada victim itu yang menjadi akhirnya justru menjadi seolah-olah dia yang di-bully, ada stigma, mungkin dianggap merugikan sekolah, merugikan institusi pendidikan. Ini, kan, tentu perlu dilindungi," katanya.

Soal KDRT, Atikoh menilai faktor penyebab kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) kini variatif.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News