Auman Harimau Sumatera Tidak Lagi Menakutkan

Auman Harimau Sumatera Tidak Lagi Menakutkan
Harimau di kebun binatang Bukittinggi. Foto: Riau Pos/JPNN.com

Jika melihat geografis kampung itu memang tidak dipungkiri hewan-hewan buas yang ada di kawasan hutan bisa sekehendak hatinya datang tanpa diundang ke kampung itu. Dan sesuai kesepakatan masyarakat, akhirnya acarabelo kampung digelar. 

Ritual belo kampung hari itu dipimpin Zulkifli. Semerbak aroma kemenyan menyeruak menusuk hidung.  Seekor kambing disembelih dan bagian-bagian tertentu dari kambing tadi seperti kepala, kaki bagian depan dan belakang dipisahkan.Sementara bagian lainnya dimasak untuk selanjutnya dimakan masyarakat sekampung.

Usai mengubur kepala kambing, Zulkifli memisahkan kaki kambing menjadi dua bagian dan dimasukkan ke dalam dua dulang yang berbeda. Masing-masing dulang sudah berisi dua piring nasi pulut yang di atasnya terdapat telur ayam kampung, satu sisir pisang kapok dan satu gelas air putih. 

‘’Yang bagian tangan (kaki kambing bagian depan, red) laut sedangkan bagian kaki untuk bagian darat,’’ kata Zulkifli saat itu.

Bersama kepala desa dan warga setempat Zulkifli mengantar dan meletakkan tangan kambing, nasi kunyit, air putih dan pisang tadi di sekitar kawasan hutan yang tidak jauh dari sungai. Hal yang sama juga dilakukan terhadap kaki kambing yang ditempatkan pada hutan sebelah darat.  

‘’Alhamdulillah semuanya sudah selesai dengan baik. Mudah-mudahan semuanya memberi manfaat bagi semua masyarakat. Tolong perhatikan dan ikuti pantang larang yang ada. Bendera hitam yang sudah diberi tanda tadi sudah bisa dicacakkan pada empat sudut batas kampung,’’ kata Zulkifli ketika itu.

Mengapa kain hitam diberi tanda silang, sementara kain lainnya tidak? Zulkifli mengatakan itu tanda bahwa yang melakukan atau yang memimpin upacara belo kampung itu masih keturunan yang sama. 

Adapun pantang larang yang dimaksud jangan mencincang tunggul, ketika masuk ke hutan hendaklah menggunakan baju dan baju jangan diletakkan di leher. Serta ketika mandi hendaklah menggunakan basahan. 

POPULASI Harimau Sumatera (Panthera Tigris Sumatrae) di Riau kian sedikit.  Perburuan liar dan pembukaan areal perkebunan yang menghancurkan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News