Australia Akan Pamerkan Drone dengan Kemampuan Senjata yang Mematikan
Tema tersebut dipilih karena kepala angkatan udara Australia sudah memberikan isyarat bahwa Departemen Pertahanan akan segera memperoleh drone mematikan dalam jumlah besar namun dengan ongkos rendah untuk mencapai "massa" senjata yang lebih besar ketika melawan musuh bersenjata lengkap.
Senin malam kemarin, Marsekal Udara Rob Chipman menekankan pentingnya superioritas di kawasan udara, dengan mengatakan "keunggulan yang dicapai melalui kekuatan, kesiapan, dan kemitraan akan sangat penting dalam mencegah konflik di masa depan".
"Ini bukan hanya tentang platform dan teknologi, kita perlu berinvestasi pada manusia yang akan mempertahankan daya saing kita," kata kepala RAAF.
"Kalau bukan karena ketangguhan dan kepintaran rakyat Ukraina, kita mungkin akan melihat hasil yang sangat berbeda hari ini."
Menteri Industri Pertahanan Australia, Pat Conroy, menyambut baik Avalon Airshow dan menyebutnya "pertunjukan udara utama di Australia dan belahan bumi selatan".
Hampir 800 perusahaan ikut serta dalam Avalon 2023, yang menurut penyelenggara akan menjadi acara terbesar dalam 30 tahun sejarah acara tersebut diadakan.
Drone bersenjata baru rancangan Australia
Sepengetahuan ABC, drone bersenjata baru yang dikembangkan Australia dengan kemampuan menampung lebih dari 100 kilogram muatan mematikan, akan diluncurkan dalam pameran di Avalon tahun ini.
Sistem udara tanpa manusia dikembangkan oleh BAE Systems Australia dan dirancang untuk disimpan dalam kontainer pengiriman.
Panglima angkatan udara dari seluruh dunia akan berada di Melbourne untuk menghadiri pameran pertahanan udara berteknologi canggih
- Sarung Tangan Buatan Perusahaan Asal Yogyakarta Ini Sukses Merambah Pasar Australia
- Dunia Hari Ini: Lebih dari 70 Orang Tewas Akibat Banjir di Brasil
- Dunia Hari Ini: Indonesia Kalah Melawan Irak Dalam Piala Asia U-23
- Orang Utan Sumatra, Hewan Liar yang Bisa Mengobati Dirinya Sendiri dengan Tanaman Obat
- Dunia Hari Ini: Jalan Raya di Guangdong Runtuh, 24 Orang Tewas
- Banyak Pekerja Start-Up yang Belum Tahu Haknya Sebagai Buruh