Australia Menemukan Inovasi Perawatan Luka Bakar Setelah Tragedi Bom Bali

Sementara inovasi medis penyelamat nyawa itu hingga kini terus membantu mereka yang mengalami luka bakar.
"Kami sedang mencoba memahami kekuatan rekayasa jaringan dan bagaimana kami dapat menggunakannya untuk menyembuhkan luka bakar," katanya.
Bahkan dengan pengalaman luas dalam menangani luka bakar, Dr Wood mengatakan dia terkejut dengan dampak ledakan bom pada luka di kulit.
"Kompleksitas cedera pasien dari Bali cukup membuka mata," kata Dr Wood.
"Bom Bali telah mengejutkan Australia, karena membuat [dampak] terorisme menjadi dekat dengan kami."
Lahirnya pusat tanggap darurat nasional
Dr Len Notaras, mantan manajer umum Royal Darwin Hospital, mengatakan saat itu timnya menangani cedera yang mengerikan dalam situasi penuh tantangan
"[Ada] luka tusukan, amputasi yang traumatis, segala macam hal mengerikan yang jadi produk perang … tetapi respon dan keberhasilannya harus dibanggakan oleh setiap individu yang terlibat pada hari itu," katanya.
Tantangan untuk mengoordinasikan respons medis yang sangat terampil dan harus dilakukan segera menjadi pendorong didirikannya National Critical Care and Trauma Response Centre Pusat (NCCTRC) yang kini jadi terkemuka di dunia.
Serangkaian bom yang meledak di Bali telah mengubah Australia untuk menanggapi situasi darurat, terutama dalam perawatan luka bakar
- Dunia Hari Ini: Amerika Serikat Sepakat untuk Membangun Kembali Ukraina
- Dunia Hari Ini: Pakistan Tuding India Rencanakan Serangan Militer ke Negaranya
- Dunia Hari Ini: PM Terpilih Kanada Minta Waspadai Ancaman AS
- Dunia Hari Ini: Sebuah Mobil Tabrak Festival di Kanada, 11 Orang Tewas
- Dunia Hari Ini: Siswa SMA Prancis Ditangkap Setelah Menikam Teman Sekelasnya
- Dunia Hari Ini: Gempa Bumi Berkekuatan 6,2SR Mengguncang Turkiye, 150 Warga Luka-luka