Australia Resmi Akui Yerusalem Barat Ibukota Israel

"Jadi, sementara suara Australia dan megafon yang kita miliki tidak sebesar kekuatan besar - itu memang benar.
"Tapi saya harus mengatakan, sejak saya mengangkat masalah ini beberapa bulan yang lalu, orang-orang sangat ingin tahu apa yang akan kami katakan."
'Sabotase upaya perdamaian'
Jaringan Advokasi Palestina Australia mengatakan mereka kecewa dengan rencana Perdana Menteri Australia, yang menurut mereka akan merusak proses perdamaian.
"Sikap ini tidak melayani kepentingan Australia, sebaliknya akan melemahkan hubungan perdagangan dan keamanan Australia dengan mitra regional, dan mungkin dapat memperburuk reputasi internasional kami dengan menyelaraskan Australia dengan pemerintah Trump dan Netanyahu melawan konsensus internasional yang luar biasa mengenai status Yerusalem," kata presiden APAN, Uskup George Browning.
"Ini menyabotase setiap kemungkinan nyata untuk tercapainya perjanjian yang adil di masa depan."
Pengumuman ini disampaikan pada hari istirahat bagi orang Yahudi, yang dikenal sebagai hari Sabat, yang berarti Dewan Eksekutif Yahudi Australia tidak dapat secara resmi memberi tanggapan.
Lembaga itu merujuk pada sebuah pernyataan yang diterbitkan Oktober lalu yang mengatakan lembaga mereka telah lama menyerukan agar Australia mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel.
"Setiap negara memiliki hak untuk menentukan di mana di dalam wilayah kedaulatannya, ibu kotanya harus ditempatkan," katanya.
- Apa Arti Kemenangan Partai Buruh di Pemilu Australia Bagi Diaspora Indonesia?
- Dunia Hari Ini: Presiden Prabowo Ucapkan Selamat Atas Terpilihnya Lagi Anthony Albanese
- Mungkinkah Paus Baru Datang dari Negara Non-Katolik?
- Partai Buruh Menang Pemilu Australia, Anthony Albanese Tetap Jadi PM
- Dunia Hari Ini: Israel Berlakukan Keadaan Darurat Akibat Kebakaran Hutan
- Dunia Hari Ini: Amerika Serikat Sepakat untuk Membangun Kembali Ukraina