Australia Setop Pengembangan Vaksin COVID-19 Gegara Ada Kasus HIV

Australia Setop Pengembangan Vaksin COVID-19 Gegara Ada Kasus HIV
Dr Russell Basser dari CSL mengatakan penghentian pengembangan vaksin COVID-19 oleh Universitas Queensland dan CSL merupakan keputusan yang sangat berat. (ABC News: Patrick Stone))

Pengembangan vaksin virus corona oleh University of Queensland (UQ) dan CSL dihentikan hari Jumat ini (11/12), setelah ditemukan reaksi positif HIV pada partisipan uji coba.

  • Ujicoba vaksin COVID-19 buatan Universitas Queensland dan CSL telah disuntikkan ke relawan sejak Juli
  • Namun kekebalan yang dihasilkan oleh vaksin ini diketahui dapat mengganggu uji diagnosa HIV
  • Tim peneliti tidak memperkirakan adanya reaksi seperti itu sehingga memutuskan untuk menghentikan pengembangan vaksin ini

 

Pemerintah Australia rencananya akan membeli vaksin ini sebanyak 51 juta dosis.

Dengan penghentian uji coba, kini Australia menunggu vaksin dari tiga pabrikan negara lain.

Dalam pernyataan kepada Bursa Efek Australia, CSL menyebutkan tidak akan melanjutkan uji coba, namun menekankan jika vaksin tersebut sebenarnya memiliki "keamanan yang meyakinkan".

CSL juga mengatakan para partisipan telah diberitahu sebelum ujicoba dimulai jikaa vaksin ini dapat mengganggu tes diagnostik HIV tertentu.

"Potensi reaksi silang ini telah diantisipasi sebelum dimulainya uji coba," kata CSL.

Profesor Paul Young dari Universitas Queensland (UQ) yang memimpin pengembangan vaksin menjelaskan diperlukan waktu setidaknya satu tahun lagi untuk memperbaikinya.

Pengembangan vaksin COVID-19 oleh University of Queensland (UQ) dan CSL dihentikan hari Jumat ini (11/12), setelah ditemukan reaksi positif HIV pada partisipan uji coba

Sumber ABC Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News