Australia Ubah Sistem Pengupahan, Petani dan Pemetik Buah Keberatan

Australia Ubah Sistem Pengupahan, Petani dan Pemetik Buah Keberatan
Pemilik perkebunan telah membatasi jam kerja para pemetik buah, untuk menghindari pembayaran lembur. (ABC Rural: Daniel Fitzgerald)

"Uang tambahan itu harus dikeluarkan dari biaya kami sendiri, karena harga untuk konsumen tidak jadi naik 15 persen, sehingga akhirnya petani yang terkena dampaknya".

"Kami memotong gaji sendiri, untuk bisa diberikan pada pekerja pemetik."

ABC telah berbicara kepada banyak petani dan pemilik kebun di Kawasan Australia Utara dan mereka mengaku harus mengubah jam kerja, untuk menghindari pemetiknya bekerja lembur atau lebih lama.

Australia Ubah Sistem Pengupahan, Petani dan Pemetik Buah Keberatan Photo: Pemetik buah asal Timor Leste, Calisto Dos Santos De Jesus saat berada di perkebunan mangga di Darwin. (ABC Rural: Daniel Fitzgerald)

 

Salah satu pemetik, Calisto Dos Santos De Jesus, asal Timor Leste sudah bertahun-tahun pulang pergi ke Darwin untuk memetik mangga.

Ia mengaku bisa banyak menghasilkan uang sebanyak-banyaknya dalam beberapa bulan.

Tapi untuk musim panen tahun ini, ia memperkirakan penghasilannya akan berkurang AU$ 5.000 (hampir Rp 50 juta) dari biasanya, karena bosnya telah membatasi waktu kerjanya, yakni tidak lebih dari 38 jam per minggu.

"Ini akan terasa bagi kami, karena beberapa orang menyekolahkan anak-anaknya, ada yang membuka bisnis kecil, beberapa lainnya sedang membangun rumah untuk keluarga mereka," kata Calisto.

Petani, yang sekaligus pemiliki perkebunan buah dan sayur di Australia, serta beberapa pekerjanya mengaku kehilangan pendapatan, akibat perubahan sistem upah

Sumber ABC Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News