Awal Penyelenggaraan Formula E Merugi, Sponsor Utama Cabut

Awal Penyelenggaraan Formula E Merugi, Sponsor Utama Cabut
Balap Formula E. Foto: FIA

Ajang Formula E kali pertama digelar pada September 2014. Balap mobil jet darat itu menggunakan energi listrik sehingga sangat kecil menciptakan kebisingan dan emisi.

Dengan teknologi yang berbeda berbanding Formula 1, gelaran itu bisa digelar di pusat kota. Setiap penyelenggara lokal pun membayar biaya penyelenggaraan kepada pihak operator, Formula E Operations (FEO).

Pada Juni 2020, salah satu seri Formula E bakal digelar di Jakarta. Pemprov DKI Jakarta juga sudah menyampaikan usulan anggaran untuk gelaran Formula E Jakarta sekitar Rp 1,3 triliun. Dana sebesar Rp 360 miliar untuk biaya komitmen dan Rp 934 miliar untuk penyelenggaraan.

Fraksi Partai Solidaritas Indonesia (PSI) DPRD DKI Jakarta, sangat getol menolak penyelenggaraan Formula E.

Selain karena dianggap menghamburkan anggaran, gelaran balap jet darat listrik itu juga hanya akan menimbulkan kemacetan jika rutenya melintas di kawasan Monas dan sekitarnya.

Hal tersebut bakal merugikan warga yang menggunakan jalan untuk beraktivitas dan keperluan sehari-hari.

"Kalau misalkan diselenggarakan Formula E ini tentunya kemacetan pasti menjadi-jadi. Sedangkan kita sudah punya hitungannya juga triliunan rupiah yang diakibatkan kerugian negara akibat kemacetan. Betapa banyaknya perekonomian yang terhambat karena kemacetan," kata Anggota Fraksi PSI, Justin Adrian, beberapa waktu lalu.

Sejalan itu, Ketua Komisi D DPRD DKI Jakarta Ida Mahmudah, juga menolak penyelenggaraan Formula E, terutama mengambil jalur Monas dan sekitarnya.

Forbes melaporkan, bahwa gelaran Formula E yang mulai diselenggarakan pada 2014 lalu, mengalami kerugian hingga mencapai USD 140 juta atau setara Rp 1,9 triliun.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News