Awas, Kenaikan Tarif Ojol Bisa Memicu Inflasi Memelesat Tinggi

Awas, Kenaikan Tarif Ojol Bisa Memicu Inflasi Memelesat Tinggi
Ekonom Institute for Development of Economic and Finance (Indef) Nailul Huda menilai tarif baru ojek daring atau ojek online (ojol) dapat mengerek laju inflasi. Ilustrasi driver ojol. Foto: dok.Gojek

jpnn.com, JAKARTA - Ekonom Institute for Development of Economic and Finance (Indef) Nailul Huda menilai tarif baru ojek daring atau ojek online (ojol) dapat mengerek laju inflasi nasional.

Sebab, biaya transportasi yang kemungkinan meningkat bisa menyebabkan inflasi secara umum.

"Inflasi transportasi per Juli 2022 sudah cukup tinggi, di mana secara year on year sudah di level 6,65 persen, tertinggi kedua setelah makanan, minuman, dan tembakau," ujar Nailul dalam keterangan di Jakarta, Jumat (12/8).

Selain itu, kenaikan tarif ojol juga akan mendorong masyarakat pengguna ojol pindah ke moda transportasi lain atau bahkan kendaraan pribadi.

"Jika menggunakan kendaraan pribadi akan menambah kemacetan dan kerugian ekonomi akan bertambah," kata Nailul.

Nailul menyampaikan transportasi daring, termasuk ojol adalah multisided-market di mana ada banyak jenis konsumen yang dilayani oleh sebuah platform. 

Oleh karena itu, seharusnya yang dilihat bukan hanya dari sisi mitra driver saja, tetapi dari sisi konsumen atau penumpang.

Menurutnya, sesuai hukum ekonomi, dari sisi konsumen penumpang akan ada penurunan permintaan. 

Ekonom Institute for Development of Economic and Finance (Indef) Nailul Huda menilai tarif baru ojek daring atau ojek online (ojol) dapat mengerek laju inflasi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News