Awas, Penderita Penyakit ini Berisiko Gagal Jantung

Awas, Penderita Penyakit ini Berisiko Gagal Jantung
Ilustrasi - Setia si bocah obesitas asal Karawang saat akan menjalani penanganan medis di RSUD Karawang. Foto: dok.ANTARA/Ali Khumaini

Namun, karena sumbatan makin parah, misalnya akibat sumbatan hidung, alergi, peradangan pada rongga hidung tonsiln membesar, langit-langitnya turun, bisa mengakibatkan dengkuran yang menetap.

Bila begini, maka kondisi sudah masuk kategori ada penyempitan jalan napas yang berujung sleep apnea dengan kategori ringan, sedang dan berat.

Evaluasi masalah mendengkur dilakukan pertama kali dengan mencari tahu letak sumbatan apakah di hidung, tenggorok atau gangguan di asam lambung.

Biasanya dokter akan meminta pasien menjalani pemeriksaan antara lain THT, polisomnografi untuk melihat grafik bernapas, pergerakan otot, otak, kaki serta seluruh badan dan gejala lambung.

Bila penyebabnya sumbatan hidung, maka pengobatannya bisa dengan cuci hidung atau semprot hidung anti-radang.

Menurut Niken, paling sering awalnya sumbatan hidung dulu sehingga pasien bernapas melalui mulut.

Untuk tenggorokan, dokter harus memastikan ada tidaknya amandel yang membengkak, kemudian karena kebiasaan bernapas dari mulut langit-langitnya turun, kemungkinan juga harus dikoreksi.

Terkait obesitas, seperti dikutip dari WebMD dan Healthline, menurunkan berat badan dapat membantu mengurangi bahkan menghilangkan dengkuran.

Penderita penyakit ini sebaiknya berhati-hati, karena sangat berisiko mengalami gagal jantung.

Sumber ANTARA

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News