Ayam Hainan

Oleh: Dahlan Iskan

Ayam Hainan
Dahlan Iskan (Disway). Foto: Ricardo/JPNN.com

Kesimpulan saya saat itu: nasi ayam Hainan tidak ada di Hainan. Serupa dengan Soto Madura atau rumah makan Padang.

Baca Juga:

Maka saya terpana ketika datang lagi ke Hainan kali ini. Begitu masuk lobi hotel langsung disambut banner besar: nasi ayam Hainan. Buka mulai pukul 17.00. Di lantai 2. Pas untuk buka puasa.

Ini hotel bintang lima. Di kota San-ya. Kota wisata di bibir selatan pulau Hainan. Hotel ini di pantai. Tteapi dibangun agak jauh dari pantai.

Antara lobi hotel dan pantai terlihat kolam renang yang meliuk-liuk. Memanjang. Memutar. Saling tersambung. Kanan kirinya pohon kelapa. Lalu ada jalan berterasiring menuju pantai.

Bangunan hotelnya hanya delapan lantai. Seperti tidak boleh melebihi tingginya pohon kelapa. Ada bangunan sayap kiri dan sayap kanan. Modelnya persis hotel bintang lima di Kuta, Bali.

Berada di hotel ini memang serasa di Bali. Bedanya: tidak ada suara debur ombak. Sunyi. Pohon-pohon kelapanya juga kurang hijau. Dan yang utama: sangat kurang sentuhan seninya.

Saya ke pantainya. Sebentar. Kurang dari lima menit. Dengan sesapuan pandangan saya sudah bisa ambil kesimpulan: terlalu berlebihan kalau disebut Hainan adalah Bali-nya Tiongkok.

Kalau toh ada kemiripan dengan Bali ada kata-kata lain yang lebih pas.

Sebelum ke Hainan saya memang sempat was-was: jangan-jangan Hainan sudah jadi ancaman serius bagi Bali.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News