Baca Nih...Trik Hamengkubowono X Macarin Pemudi Ibukota

Baca Nih...Trik Hamengkubowono X Macarin Pemudi Ibukota
Tatiek alias G.K.R. Hemas semasa muda (kiri). Foto ini termuat di halaman 234 buku G.K.R. Hemas--Ratu di Hati Rakyat. Foto: Repro Wenri Wanhar/JPNN.com.

jpnn.com - DEMI gadis pejuaan hati, orang nomor satu di Yogyakarta pernah naik kereta ekonomi ke Jakarta. Bahkan ia naik bus kota. 

-------
Wenri Wanhar - Jawa Pos National Network  
-------
Penghujung tahun 1960-an, Tatiek Drajad Suprihastuti berangkat ke Yogyakarta dari Jakarta. Eyang kakungnya RW Karti Sastro Sudirdjo berpulang. 

Tiga hari pemudi ibukota itu menginap di rumah leluhurnya di Kampung Suronatan, Jeron Beteng, bersebelahan dengan tembok keraton Yogyakarta.   

Suatu waktu, Herjuno yang sedang asyik makan bakmi dengan kawan-kawannya terkesiap melihat sesosok gadis melintas dan masuk dalam gang. Saat pandangan pertama ini tak ada tegur sapa. 

Di lain kesempatan--entah disengaja atau bagaimana--Herjuno mendapati Tatiek melintas, lagi-lagi saat makan bakmi dengan kawan-kawan sepermainannya.     

Kali ini, Tatiek yang beriringan dengan sepupunya Yanti, tiba-tiba menghentikan langkah mendengar tegur sapa dari anak-anak muda di warung bakmi.

Mereka menyatakan ingin berkenalan dengan Jeng Tatiek. Dan Herjuno, "didorong-dorong oleh teman-temannya," tulis buku G.K.R. Hemas--Ratu di Hati Rakyat yang dieditori Indra Syamsi. 

Mereka pun berkenalan dan bersalaman. Saat itu Tatiek tidak tahu latar belakang pemuda yang berkenalan dengannya. "Bahkan cenderung tidak peduli," tulis Indra.

DEMI gadis pejuaan hati, orang nomor satu di Yogyakarta pernah naik kereta ekonomi ke Jakarta. Bahkan ia naik bus kota.  ------- Wenri Wanhar

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News