Baca Pleidoi, Bupati Digoel Menangis

Baca Pleidoi, Bupati Digoel Menangis
Baca Pleidoi, Bupati Digoel Menangis
JAKARTA - Sidang di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor), Selasa (26/10), dengan terdakwa Bupati Boven Digoel, Yusak Yaluwo, diwarnai suasana sedih. Dalam sidang dengan agenda pembelaan dari pihak terdakwa itu, Yusak tak dapat menahan cucuran air matanya.

Awalnya, Yusak yang didakwa antara lain telah menyalahgunakan APBD tahun 2006 dan 2007 itu, membacakan pembelaan yang cukup panjang. Para hakim dan sejumlah hadirin yang menonton sidang bahkan sempat terlihat mengantuk. Hakim mendengarnya sambil bertopang dagu. Ada pula yang tertunduk.

Dalam pembelaannya, Yusak menuturkan tentang kondisi geografis Boven Digoel, serta sejarah Digoel yang dijadikan tempat pembuangan pejuang oleh Belanda. Yusak lalu memaparkan situasi Digoel sebelum diberlakukannya otonomi khusus (otsus). Menurut dia, Digoel merupakan daerah tertinggal dari berbagai aspek, antara lain kesehatan, pendidikan, transportasi dan komunikasi.

Tetapi setelah otsus dan dia dilantik menjadi bupati, banyak pembangunan telah dilakukan, sehingga kondisi Digoel jauh membaik. "Sebelum saya jadi bupati, tingkat kematian bayi mencapai 50 persen, karena ibu melahirkan hanya dibantu keluarga. Tidak ada dokter atau paramedis yang membantu," katanya memberikan gambaran.

JAKARTA - Sidang di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor), Selasa (26/10), dengan terdakwa Bupati Boven Digoel, Yusak Yaluwo, diwarnai suasana

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News