Bagi Habibi, Keris seperti Bidadari Cantik
Jika keris ditemukan di Lombok Timur, maka disebut keris Selaparang. Begitu juga, jika di wilayah utara, maka disebut keris Bayan.
“Kalau keris kita temukan di Mataram, kita namai era Gelgel,” ulasnya.
Dengan cara itu, identitas keris bisa dipertahankan. Apalagi sejak masa eksploitasi keris dari tahun 80-an, beratus-ratus bahkan ribuan pusaka-pusaka daerah, tercerai berai. Ada yang terjual hingga ke luar negeri.
Upaya ini yang bisa dilakukan para kolektor untuk menumbuhkan rasa bangga pada identitas daerah.
Selain itu, keris juga dibedakan dari zamannya. Ternyata, ada keris yang dibuat setelah era kemerdekaan. Ada pula keris yang sudah berumur ratusan tahun.
“Keris itu ada dua macam kalau dari sejarah. Ada keris kamardikan (era setelah kemerdekaan) itu disebut keris baru. Ada pula keris sebelum kamardikan,” ulasnya.
Keris kamardikan cenderung tak punya aura. Tidak punya kesaktian. Hanya, senjata tikam biasa, saat berperang.
Berbeda dengan keris yang ada sejak zaman kerajaan dulu. Getaran dan auranya terasa kuat.
HABIBI pedagang bawang. Keuntungan dari usahanya itu ditabung untuk membeli keris-keris bersejarah. Kini, jumlahnya sudah puluhan dengan nilai mencapai
- Ninis Kesuma Adriani, Srikandi BUMN Inspiratif di Balik Ketahanan Pangan Nasional
- Dulu Penerjemah Bahasa, kini Jadi Pengusaha Berkat PTFI
- Mengintip Pasar Apung di KCBN Muaro Jambi, Perempuan Pelaku Utama, Mayoritas Sarjana
- Tony Wenas, Antara Misi di Freeport dan Jiwa Rock
- Hujan & Petir Tak Patahkan Semangat Polri Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Wilayah Terluar Dumai
- Tentang Nusakambangan, Pulau yang Diusulkan Ganjar Jadi Pembuangan Koruptor