Bagi Habibi, Keris seperti Bidadari Cantik

Habibi adalah pengusaha bawang di pasar Mandalika, Mataram, NTB. Sedikit-demi sedikit, untung jual beli bawang disisihkan, hanya untuk mengoleksi puluhan keris.
Dia mulai mengoleksi keris sejak tahun 1993, dari uang hasil jualan bawang. Jika keris-kerisnya rata-rata dihargai seratus juta perbilah, maka tinggal dikali dengan puluhan koleksi keris yang dimilikinya. Ternyata mencapai miliaran rupiah uang yang dikeluarkan untuk member keris.
“Saya bisa beli rumah dan tanah ini, hanya dengan menjual satu keris saja,” ungkapnya, bangga.
Keris memang tidak hanya menjanjikan tentang kesenangan. Tetapi rasa bangga bisa memiliki benda eksklusif.
Sebab, tidak semua orang bisa memilikinya. Belum lagi sisi ekonominya. Benda antik seperti keris, harganya bak tanah. Semakin lama disimpan, sudah pasti semakin mahal.
Kembali ke soal asal usul keris, Habibi dan rekan-rekan kolektor sudah membuat kesepakatan. Dimanapun keris dibeli dan berasal, akan dinamai dengan kerajaan atau kedatuan yang pernah jaya di tempat itu.
“Kita bersepakat, agar keris-keris ini sebagai lambang khazanah atau budaya yang sudah ada,” ujarnya.
Misalnya saja, keris itu ditemukan di Lombok Tengah, maka disebut keris Pejanggik. Sebab, kerajaan Pejanggik, konon dulu ada di wilayah itu.
HABIBI pedagang bawang. Keuntungan dari usahanya itu ditabung untuk membeli keris-keris bersejarah. Kini, jumlahnya sudah puluhan dengan nilai mencapai
- Semana Santa: Syahdu dan Sakral Prosesi Laut Menghantar Tuan Meninu
- Inilah Rangkaian Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Semarak Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Sang Puspa Dunia Hiburan, Diusir saat Demam Malaria, Senantiasa Dekat Penguasa Istana
- Musala Al-Kautsar di Tepi Musi, Destinasi Wisata Religi Warisan Keturunan Wali
- Saat Hati Bhayangkara Sentuh Kalbu Yatim Piatu di Indragiri Hulu