Bahlil Beri Sinyal Kurang Sedap soal Minyak Dunia, Harga BBM Bakal Naik?

Bahlil Beri Sinyal Kurang Sedap soal Minyak Dunia, Harga BBM Bakal Naik?
Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia menyinggung soal subsidi BBM yang makin membengkak. Foto: Humas Pertamina

jpnn.com, JAKARTA - Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia menyinggung soal subsidi BBM yang makin membengkak.

Sebab, seperempat pendapatan negara harus digunakan untuk subsidi BBM.

Oleh karena itu, masyarakat diminta bersiap-siap jika nanti pemerintah memutuskan harga BBM harus naik.

"Menahan terus dengan harga BBM seperti sekarang, feeling saya sih harus kita siap-siap kalau katakanlah kenaikan BBM itu terjadi," katanya dalam konferensi pers yang diikuti secara daring di Jakarta, Jumat (13/8).

Bahlil menjelaskan kondisi ekonomi global saat ini tidak menentu dan menyebabkan harga minyak dunia terus meroket.

Dia menyebut harga minyak dunia rata-rata mencapai USD 105 per barel dari periode Januari-Juli 2022.

Padahal, asumsi harga minyak di dalam APBN hanya di kisaran USD 63-70 per barel.

"Hari ini kalau (harga minyak) USD 100 per barel, subsidi kita itu bisa mencapai Rp 500 triliun. Tetapi kalau harga minyak per barel di atas USD 100, misal USD 105, dengan asumsi kurs USD itu Rp 14.500 sampai rata-rata saat ini Rp 14.750, dan kuota kita dari 23 juta kilo liter menjadi 29 juta KL, maka harus terjadi penambahan subsidi," jelasnya.

Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia menyinggung soal subsidi BBM yang makin membengkak.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News