Bakal Tampil di Jerman, Tim YPAB Tekun Hafalkan Lirik Lagu dalam Huruf Braille

Bakal Tampil di Jerman, Tim YPAB Tekun Hafalkan Lirik Lagu dalam Huruf Braille
PERSIAPAN MATANG: Olivia Charis Kusuma (kiri) bersama rekan-rekan dari SMPLB-A YPAB Keputih berlatih angklung intensif dalam dua bulan terakhir. (Dipta Wahyu/Jawa Pos)

Menurut dia, keyboard dengan angklung tidak jauh berbeda. Karena itu, dia tidak merasa kesulitan saat belajar bermain angklung. ’’’Setiap hari saya latihan rutin, jadi ya terbiasa. Senang sekali. Angklung sudah menjadi hobi saya,’’ kata laki-laki berumur 21 tahun yang menderita buta sejak lahir itu.

Latihan rutin mereka lakukan, mulai Senin sampai Sabtu. Latihan dimulai setelah pulang sekolah, pukul 13.30 sampai 15.00. Latihan itu terasa spesial karena dilakukan untuk persiapan tampil bermain di Jerman. Rencananya, 13 pemain angklung dan 2 pendamping berangkat Senin (1/6). Mereka akan menghabiskan waktu hingga 17 Juni mendatang.

Bagi sebagian besar anggota, pengalaman nanti menjadi debut aksi di luar negeri. Mereka menyiapkan dengan tekun dan penuh semangat. Mereka ingin memberikan penampilan terbaik di hadapan penonton yang menyaksikan nanti.

Tim YPAB itu dijadwalkan tampil di beberapa acara sekaligus. Pemilik YPAB Soedarso Djohonegoro menjelaskan, penampilan nanti merupakan undangan spesial dari YPAB di Hildesheim. Acara itu ditujukan khusus bagi penyandang tunanetra.

Soedarso mengaku bangga kepada muridnya. Di balik kekurangan, mereka memiliki bakat musik yang luar biasa. ’’Mereka tidak kenal lelah. Mereka sangat semangat berlatih. Orang normal saja belum tentu bisa bermain angklung seperti mereka,’’ ujarnya.

Untuk tampil di Jerman, mereka menyiapkan 15 lagu. Di antaranya, 10 lagu Indonesia (misalnya, Sarinade, Bengawan Solo), 4 lagu berbahasa Jerman (misalnya, Seemann), dan satu lagu berbahasa Belanda (De Kleinste). Dapat dibayangkan betapa kerasnya latihan mereka. Mereka harus menghafalkan 15 lirik dan not lagu dalam rentan dua bulan saja.

Bjiko mengungkapkan, awalnya dirinya sulit menghafalkan lirik bahasa Jerman. ”Cara pengucapannya saja sulit, apalagi bersamaan dengan bermain angklung. Kami juga berlatih cara berbicara sehingga lebih mudah mencernanya dalam nada,’’ paparnya.

Dia menghafalkan lagu dengan huruf Braille. Tiap hari, saat di sekolah maupun di rumah, kertas berisi lirik dibawanya. Saat senggang, dia mengambilnya, lalu menghafalkan lirik tersebut. ’’Kalau lagu Indonesia, kami sudah banyak yang hafal. Tapi, kalau lagu berbahasa Jerman dan Belanda ini yang sangat sulit,’’ ungkapnya.

SEBELAS siswa tunanetra SMPLB-A YPAB (Yayasan Pendidikan Anak Buta) Keputih Surabaya bakal tampil bermain angklung di Jerman. Mereka akan membawakan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News