Bali-Lombok Makin Seksi di Mata Investor Pariwisata

Bali-Lombok Makin Seksi di Mata Investor Pariwisata
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Franky Sibarani. Foto: Dok.JPNN

Dari 66 Ha tersebut, ada 16 Ha untuk Clubmed Hotel, 5 Ha Pullman Hotel, 7 Ha Marriott (Bauer, USA), 9 Ha Intercontinental (JSB Group), 4 Ha Royal Tulip (Mr.Lee, Korea), dan 28 Ha Time-share Villa Resort (Mandiri Maju Bersama Group). Target revenue dari sewa lahan tahun pertama diperkirakan mencapai 22 Miliar, tahun 2016 ini. 

“Untuk Pullman Hotel, yang satu group dengan Sofitel, Novotel, Mercure dan Ibis itu sudah masuk rencana penandatanganan Hotel Management Agreement (HMA) Agustus 2016, lalu Oktober 2016 mulai pekerjaan fisik,” jelas Hiram. Tentu ini akan mendorong industri yang lain masuk untuk memperkuat amenitas pariwisata.

Hiram juga menjelaskan, Hotel Clubmed juga sudah punya planning penandatanganan Hotel Consultancy Service Agreement (HCSA) Juni 2016. Ini sudah terjadwal setelah persyaratan administrative dipenuhi. “Status tender konsultan Masterplan dan DED (Aecom) sedang berjalan dan selesai (terpilih) di Juni 2016,” ujarnya.

Konsultan itu, lanjut dia, akan melakukan comprehensive planning tdd : review Masterplan, Basic Design, dan DED untuk Quick Wins. Sambil paralel, berjalan juga  kajian konsultan, pekerjaan penyiapan lahan (land clearing) tanpa menunggu semuanya beres. “ITDC sedang menyelesaikan kantor Bandara Lombok, persis di Rumah Mutiara Indonesia (RMI) milik Pemerintah Provinsi NTB,” kata dia.(dkk/jpnn)



Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News