Balik Modal Pengusaha Mal Kini Lebih Lama
jpnn.com, JAKARTA - Pasar perdagangan melalui internet (e-commerce) sejak dua tahun terakhir berkembang pesat.
Meski begitu, nilai belanja online jauh lebih kecil jika dibandingkan dengan transaksi offline.
Ketua Umum DPP Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) Stefanus Ridwan menyatakan, nilai transaksi online sekitar satu persen dari total belanja offline.
Karena itu, dia menilai berlebihan bila pusat perbelanjaan harus takut dengan perkembangan e-commerce.
Stefanus mengklaim pusat belanja di Indonesia merupakan salah satu yang terbaik di dunia.
Perubahan di pusat-pusat perbelanjaan di Eropa pun kalah bila dibandingkan dengan Indonesia.
Meski berpotensi menjadi kekuatan baru, tutur Stefanus, kehadiran e-commerce tidak serta-merta mengancam keberlangsungan pusat belanja.
Skema online shopping dan offline shopping justru harus dipadukan agar peritel mampu menjaring market yang lebih besar.
Pasar perdagangan melalui internet (e-commerce) sejak dua tahun terakhir berkembang pesat.
- Strategi Rocketindo Mendampingi Merek Asing ke Pasar Indonesia
- 2024, Sebegini Biaya Layanan Penjualan di e-commerce
- Ekonom Sarankan Garansi Pengembalian Produk di Marketplace Dikaji Ulang
- Kantongi TDPSE, Tokopedia Temui Mendag Laporkan Progres Integrasi dengan TikTok
- Fitur Sosial Media di E-Commerce Apakah Melanggar Permendag 31?
- Prioritaskan Kepuasan Pelanggan, Kara Raih ICSAA 2024