Bamsoet Ajak Generasi Muda Jadi Ujung Tombak Pembangunan Nasional

Dari aspek pendidikan, angka melek huruf berupa kemampuan membaca dan menulis pemuda mencapai 99,66 persen.
Artinya, lanjut Bamsoet, masih ada sekitar 0,34 persen pemuda masih buta huruf.
"Meskipun cukup kecil, namun memprihatinkan karena di tengah upaya mengejar modernitas zaman yang memasuki era Revolusi Industri 4.0 dan era masyarakat 5.0, masih ada sebagian kecil pemuda bangsa yang tertinggal jauh di belakang," ungkapnya.
Wakil ketua umum Kadin Indonesia itu menuturkan, dari aspek ketenagakerjaan sebanyak 61,72 persen pemuda yang bekerja mempunyai pendidikan terakhir sekolah menengah ke atas, dan sekitar 13,07 persen pemuda adalah pengangguran.
Ada hal yang cukup mengejutkan, dari aspek sosial ekonomi ternyata 44,47 persen pemuda tinggal di rumah tidak layak huni.
Kondisi tersebut harus mendapatkan perhatian khusus dari segenap pemangku kepentingan.
"Secara umum, tolok ukur memotret 'wajah' pemuda juga dapat dirujuk dari angka Indeks Pembangunan Pemuda (IPP), yang merepresentasikan berbagai capaian kepemudaan pada lima bidang dasar. Yaitu pendidikan, kesehatan dan kesejahteraan, lapangan dan kesempatan kerja, partisipasi dan kepemimpinan, serta gender dan diskriminasi," tutur Bamsoet.
IPP Nasional selalu mengalami pasang surut. Pada 2015, IPP Nasional sebesar 47,33 persen.
Bamsoet mengatakan generasi muda mempunyai peran vital dalam mewujudkan cipta kondisi yang kondusif demi keberlangsungan pembangunan nasional.
- Ibas Tegaskan Indonesia dan Malaysia Tak Hanya Tetangga, Tetapi..
- Waka MPR Sebut Kehadiran Prabowo Saat May Day Wujud Komitmen Keberpihakan Kepada Buruh
- Lestari Moerdijat: Jadikan Momentum Hari Buruh untuk Mempercepat Lahirnya UU PPRT
- Atasi Darurat Sampah, Waka MPR Lestari Moerdijat Sebut Sejumlah Hal yang Harus Dilakukan
- Wakil Ketua MPR Eddy Soeparno Siap Fasilitasi Pemda Atasi Masalah Sampah
- Respons Kritik AS soal QRIS, Waka MPR Eddy Soeparno: Terbukti Membantu Pelaku UMKM