Bandara Blimbingsari Lumpuh, Penumpang Memaklumi

Bandara Blimbingsari Lumpuh, Penumpang Memaklumi
Foto ilustrasi.dok.JPNN

jpnn.com - BANYUWANGI - Erupsi Gunung Raung juga mengganggu aktivitas penerbangan di Bandara Blimbingsari, Kecamatan Rogojampi,  Banyuwangi.

Abu vulkanik yang menyembur dari perut Gunung di perbatasan Banyuwangi, Bondowoso, dan Jember, itu menyebar hingga landasan pacu (runway) dan badan pesawat latih yang tengah parkir di bandara kebanggaan masyarakat Bumi Blambangan tersebut.
    
Akibatnya, otoritas perhubungan udara memutuskan menutup Bandara Blimbingsari mulai pukul 07.00 hingga pukul 16.00 kemarin (10/7). Penutupan itu menyebabkan seluruh aktivitas penerbangan di Bandara Blimbingsari berhenti total.
    
Empat penerbangan pesawat komersial dari dan menuju Banyuwangi dibatalkan. Rinciannya, dua penerbangan maskapai Wings Air rute Surabaya-Banyuwangi, Wings Air rute Banyuwangi Surabaya, dan dua penerbangan pesawat maskapai Garuda Indonesia rute Surabaya-Banyuwangi dan sebaliknya.
    
Bukan itu saja, penutupan Bandara Blimbingsari juga berimbas pada aktivitas tiga sekolah pilot yang beroperasi di bandara tersebut. Seluruh aktivitas latihan terbang tiga sekolah pilot, baik Loka Pendidikan dan Pelatihan Penerbang Banyuwangi (LP2B), Bali International Flight Academy (BIFA), maupun Mandiri Utama Flight Academy (MUFA) dihentikan.
    
Kepala Bandara Blimbingsari Banyuwangi, Sigit Widodo mengatakan, penutupan bandara dilakukan demi keselamatan penerbangan. Awalnya, penutupan Bandara Blimbingsari diberlakukan mulai pukul 07.00 sampai pukul 12.00. Namun, lantaran kondisi bandara belum memungkinkan, penutupan diperpanjang hingga batas akhir jam operasional bandara, yakni pukul 16.00.
    
Dikatakan, berdasar hasil observasi yang dilakukan, runway Bandara Blimbingsari terpapar abu vulkanik tipis yang menyembur dari perut Gunung Raung. Selain hasil observasi lapangan, pertimbangan penutupan bandara juga didasari data Air Navigation Flight (Airnaf) dan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG). "Penutupan dilakukan demi keselamatan penerbangan," ujarnya.
    
Masih kata Sigit, pihaknya akan terus melakukan observasi di lapangan untuk mengetahui kondisi terkini Bandara Blimbingsari. Hasil observasi itu akan disampaikan kepada Direktur Jenderal (Dirjen) Perhubungan Udara untuk memastikan apakah Bandara Blimbingsasi sudah bisa dibuka kembali ataukah tidak.

"Untuk kepastian besok (hari ini) bandara sudah dibuka ataukah belum, hingga saat ini (kemarin) belum ada keputusan. Kami masih akan terus melakukan observasi lapangan," tuturnya.
    
Sementara itu, pantauan Jawa Pos Radar Banyuwangi di lapangan, sejumlah calon penumpang tampak duduk berjejer di depan terminal keberangkatan Bandara Blimbingsari sekitar pukul 11.45 kemarin. Mereka mengaku belum mendapat pemberitahuan dari pihak maskapai bahwa penerbangan dibatalkan.
    
Hingga akhirnya sekitar pukul 12.00, kepastian pembatalan penerbangan diumumkan dimonitor yang terpampang di depan Terminal Bandara Blimbingsari.
    
Salah satu calon penumpang Wings Air rute Banyuwangi-Surabaya, Nasruhin mengatakan, dirinya bisa menerima pembatalan penerbangan secara mendadak tersebut. "Karena ini demi keselamatan, kami bisa memaklumi. Saya memilih pengembalian uang tiket (refund) saja," kata.
    
Hal senada dilontarkan calon penumpang lain, Pudjo Sudono. Pria yang sedianya hendak menumpang pesawat Wings Air tersebut mengaku memaklumi pembatalan penerbangan tersebut. "Saya memilih beralih naik kereta api. Karena penerbangan untuk besok juga belum pasti ada ataukah tidak," pungkasnya. (sgt/c1/aif)

 


BANYUWANGI - Erupsi Gunung Raung juga mengganggu aktivitas penerbangan di Bandara Blimbingsari, Kecamatan Rogojampi,  Banyuwangi. Abu vulkanik


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News