Banjir Jakarta

Banjir Jakarta
Banjir Jakarta

Tidak mengejutkan jika World Bank mengajukan rencana mitigasi (pada tahun 2012) untuk pengerukan dan rehabilitasi 11 sungai dan kanal, juga empat waduk di kota.

Baca Juga:

Pembangunan besar-besaran telah terjadi di kota, namun hingar-bingar bangunan juga memiliki dampak. Memang, kerumitan dan keprihatinan banjir bermuara pada perencanaan tata ruang kota yang buruk.

Air tanah meresap dengan cepat, sementara kondisi sekarang beban perumahan, bangunan komersial dan perkantoran memberikan tekanan berat pada tanah.

Jika dibiarkan, pertumbuhan dan perkembangan Jakarta berada di ambang kehancuran.

Sementara gedung pencakar langit bermunculan di kota, fasilitas drainase masih jauh dari kata memadai. Kanal yang ada harus berjuang untuk mengatasi naiknya permukaan air laut. Selain itu, banyak saluran air di Jakarta tersumbat oleh sampah dan terkontaminasi dengan kotoran.

Di samping itu, kurangnya penegakan peraturan juga memperburuk masalah banjir.

Generasi pendiri kota sebelumnya telah gagal membendung gelombang penduduk migran pedesaan yang mencari peluang yang lebih untuk memperbaiki nasib ke Jakarta.

Sayangnya, arus masuk penduduk ini berkontribusi terhadap munculnya daerah kumuh Jakarta. Banyak warga yang mengungsi akibat banjir karena telah lama mendiami lahan-lahan ilegal, seperti di bantaran sungai-sungai.

SAYA tinggal di sebuah rumah sewaan di salah satu kawasan Jakarta yang asri. Disini bukan daerah rawan banjir, tapi selama musim hujan tahun lalu,

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News