Banjir Simpati dari Indonesia, Kiper Filipina Terharu

Banjir Simpati dari Indonesia, Kiper Filipina Terharu
Quincy Kammeraad terkena kartu merah setelah menjatuhkan penyerang Timnas Indonesia U-19 M. Rafli. Foto: DIKA KAWENGIAN/Jawa Pos

jpnn.com - Kiper Filipina Quincy Kammeraad menangis saat terena kartu merah dan diusir dari lapangan saat melawan Timnas Indonesia U-19. Dia sangat kecewa dengan performa rekan-rekan setim.

Dukungan yang meluber dari Indonesia membuat dia terharu dan memotivasinya untuk bangkit.

ADITYA WANY PRAHARA, Yangon

WAJAH anak muda itu sudah terlihat cerah kemarin (8/9). Ramah, banyak senyum. Tak tersisa lagi gurat kesedihan atau sisa-sisa tangis.

”Waktu itu saya cuma jengkel dengan rekan-rekan setim. Mereka tidak paham taktik pelatih dan bermain sangat buruk,” kata Quincy Kammeraad, anak muda tersebut, kepada Jawa Pos yang menemuinya di City Golf Resort Hotel, Yangon.

”Waktu itu” yang dia maksud adalah saat dirinya mengawal gawang Filipina di laga melawan Indonesia dalam Piala AFF U-18 Kamis malam lalu (7/9).

Pada menit ke-90 duel yang berlangsung di Stadion Thuwunna, Yangon, itu, kiper 16 tahun tersebut harus menjatuhkan penyerang Indonesia M. Rafli di kotak penalti.

Filipina sudah tertinggal 0-7 ketika itu. Juga, karena Kammeraad adalah orang terakhir di pertahanan Filipina saat kejadian tersebut berlangsung, kartu merah dari wasit Thant Zin Oo harus diterimanya.

Dari negaranya sendiri, Kiper Filipina Quincy Kammeraad justru tidak mendapat dukungan semasif itu.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News