Banjir Sintang & Jokowi

Oleh: Dhimam Abror Djuraid

Banjir Sintang & Jokowi
Presiden Jokowi mengenakan helm RSV Helmet saat melakukan uji coba di Sirkuit Mandalika. Foto: Agus Suparto for jpnn

Presiden Jokowi baru saja balik dari konferensi iklim internasional COP26 di Glasgow, Skotlandia. Di forum internasional itu Jokowi mengatakan bahwa deforestasi Indonesia sudah menurun signifikan dalam 20 tahun terakhir, dan kebakaran hutan sudah berkurang sampai 80 persen.

Jokowi juga menegaskan komitmennya untuk mendukung program deforestasi sampai 2030.

Para aktivis lingkungan meragukan pernyataan Jokowi ini dan menganggapnya tidak sesuai fakta. Aktivis Greenpeace malah menganggap pernyataan Jokowi omong kosong yang tidak sesuai dengan kondisi lapangan.

Greenpeace membeberkan bukti beberapa kerusakan hutan yang masih parah di berbagai wilayah.

Alih-alih menerima masukan dari para aktivis lingkungan, pemerintah malah mengancam akan mengaudit lembaga swadaya masyarakat (LSM) Itu.

Menteri Koordinator Maritim dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan mengatakan data-data yang diungkap LSM itu tidak sesuai dengan kenyataan, dan karena itu LSM-LSM itu harus diaudit.

Luhut dikenal sebagai menteri serbabisa. Apa saja bisa diurusi oleh Luhut meskipun urusan itu berada di luar portofolionya, termasuk mengaudit LSM yang dianggapnya salah data.

Jokowi mengatakan bahwa Indonesia mendapat banyak pujian di forum interasional. Dalam forum pertemuan G20 Jokowi banyak dikerubuti para kepala negara yang memujinya. Indonesia juga mendapat giliran untuk menjadi ketua G20 tahun depan.

Banjir Sintang juga menjadi sorotan internasional, yang memerlukan perhatian dan komitmen langsung dari Jokowi.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News