Banjir Tuhan

Oleh: Dahlan Iskan

Banjir Tuhan
Dahlan Iskan (Disway). Foto: Ricardo/JPNN.com

Bupati Thoriq kemarin keliling desa di lereng Semeru itu. Ia juga menangkap omongan orang awam yang perlu direnungkan. Kata mereka: "Semeru ini semakin tua. Makin sulit dimengerti. Maka kita yang harus lebih mengerti seperti apa Semeru tua itu".

Seperti apa?

"Mulutnya semakin lebar," kata mereka. Itu bisa mereka lihat dari bawah. Terutama sejak longsornya bibir puncak Semeru. Berarti Semeru tua semakin ''ndomble''.

Itu berarti Semeru akan semakin ''cerewet''. Ketika mulutnya masih kecil, sedikit lahar yang jadi banjir. Lewat mulutnya yang lebih lebar bisa jadi kian banyak muntahan laharnya.

Para insinyur kelihatannya harus lebih mengerti kelakuan Semeru yang kian ndomble. Mungkin perlu tali jembatan gantung yang lebih kuat.

Jadi, hujan apakah yang deras di bulan Juli ini?

Saya harus diskusi dulu dengan sahabat Disway di Badan Meteorologi. Yang jelas petani kembali senang. Inilah tahun ke lima tidak ada kemarau panjang. Luar biasa.

Loyalis Presiden Jokowi bisa mengklaim berita baik ini: inilah bukti Tuhan sayang kepada Presiden Jokowi. Selama lima tahun petani bisa panen padi tiga kali. (*)


Berita Selanjutnya:
Kapsul Geprek

JULI belum lagi tanggal 10. Hujan sudah datang lagi. Lebat. Panjang. Di mana-mana. Sampai heboh di medsos. Lumajang banjir besar. Bali banjir besar.


Redaktur : M. Fathra Nazrul Islam
Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News