Bank Dunia Khawatir Kudeta Militer Bikin Ekonomi Myanmar Makin Suram

Bank Dunia Khawatir Kudeta Militer Bikin Ekonomi Myanmar Makin Suram
Pendukung militer Myanmar mengikuti aksi unjuk rasa menentang Komisi Pemilihan Serikat, pemerintah terpilih dan kedutaan asing, di Yangon, Myanmar, Sabtu (30/1/2021). Foto: ANTARA FOTO/REUTERS/Shwe Paw Mya Tin/AWW/djo

jpnn.com - Bank Dunia menyatakan pihaknya prihatin dengan situasi terkini di Myanmar dan pengambilalihan kekuasaan oleh militer, serta memperingatkan bahwa kejadian itu dapat membuat kemunduran besar dalam transisi dan prospek pembangunan negara itu.

"Kami menaruh perhatian pada keselamatan dan keamanan rakyat Myanmar, termasuk staf dan rekan kami, serta merasa terganggu dengan pemutusan kanal komunikasi, baik di dalam Myanmar sendiri maupun dengan dunia luar," kata Bank Dunia, dalam sebuah pernyataan, Senin (1/2) malam.

Angkatan Darat Myanmar, Senin pagi waktu setempat, mengambil alih kekuasaan dan menyerahkannya kepada Jenderal Senior Min Aung Hlaing, serta memberlakukan status darurat selama satu tahun.

Pihak militer juga menahan para tokoh pemerintahan, dan menyebut aksi kudeta ini sebagai respons atas kecurangan pemilu yang digelar tahun lalu.

Bank Dunia mengatakan lembaganya telah menjadi mitra yang berkomitmen dalam mendukung proses transformasi Myanmar menjadi negara demokratis selama satu dekade terakhir, juga mendorong upaya negara itu untuk mencapai pertumbuhan berkelanjutan dan peningkatan inklusi sosial.

"Kami tetap berkomitmen terhadap tujuan-tujuan tersebut. Kami selalu mendukung rakyat Myanmar," kata Bank Dunia.

Berdasarkan data Bank Dunia pada situs resminya, lembaga itu menyiapkan pinjaman sebesar USD 900 juta (Rp 12,6 triliun) untuk Myanmar pada 2020, dan USD 616 juta (Rp 8,6 triliun) pada 2017.

Bank Dunia menyebut telah ada kemajuan pada kesejahteraan sosial d Myanmar sejak reformasi pada 2011, dengan angka kemiskinan turun dari 48% pada 2005 menjadi 25 persen pada 2017.

Bank Dunia ikut mengomentari aksi kudeta yang dilancarkan militer Myanmar kemarin

Sumber Antara

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News