Bank Optimistis Prospek Usaha 2008

Tak Revisi Rencana Bisnis

Bank Optimistis Prospek Usaha 2008
Bank Optimistis Prospek Usaha 2008
JAKARTA – Meski gejolak pasar belum sepenuhnya mereda, industri perbankan masih optimistis dengan prospek bisnis 2008. Mereka masih yakin penyaluran kredit industri secara umum akan tetap tumbuh 24,6 persen pada tahun ini, atau mencapai Rp 1.291,9 triliun.

      Direktur PT Bank Niaga Tbk Catherine Hadiman menyatakan, pihaknya tidak akan merevisi Rencana Bisnis Bank (RBB) yang sepekan lagi akan diajukan ke Bank Indonesia sebagai evaluasi tengah tahunan. ”Kami memutuskan belum melakukan revisi, meski kondisi perekonomian masih belum stabil,” ujarnya di Jakarta.

      Menurut Catherine, industri perbankan hanya akan mengutak-atik sasaran kreditnya. ”Kami hanya akan menghitung ulang sektor mana saja yang masih feasible mendapat kredit,” tuturnya.

      Salah satu yang paling diincar bank yang bakal segera merger dengan PT Bank Lippo Tbk itu adalah sektor agribisnis. ”Kami akan lebih fokus untuk menyalurkan kredit ke perusahaan-perusahaan CPO. Itu salah satu sektor yang menjanjikan saat ini,” terangnya. Sektor pertambangan bakal jadi prioritas dibandingkan sektor-sektor ekonomi lainnya.

      Selain itu, kata Catherine, pihaknya masih tidak akan melupakan inti bisnisnya sebagai penyalur KPR. ”KPR kami masih tumbuh dengan bagus. Saya kira growth ini akan terus terjaga sepanjang tahun,” tuturnya. Per kuartal pertama 2008, kredit Bank Niaga mencapai Rp 42,7 triliun.

      Terpisah, Direktur PT Bank Mandiri Tbk Budi G. Sadikin menyatakan, pihaknya juga optimistis rencana bisnis akan berjalan pada relnya. Karena itu, bank pelat merah itu belum akan merevisinya. "Kita tetap konfiden bisa melewati masa-masa (sulit) ini. Kita hanya akan lebih hati-hati saja," ujarnya.

      Dia menjelaskan, ketika kondisi perekonomian bergejolak, bukan berarti semua sektor ekonomi terempas. "Ada sektor2 lain yang tidak sepenuhnya terkena imbas buruknya perekonomian. Juga masih ada sektor yang kebal kenaikan bunga, seperti pertanian dan perkebunan," terangnya. "Potensi kredit macet di sektor-sektor tersebut sangat rendah," sambung Budi.

      Karena itu, pihaknya masih yakin outstanding kredit masih bisa meningkat 20 persen hingga akhir tahun. "Target awal kami memang meningkat 20 persen. Dan, masih belum akan direvisi," tuturnya. Target bank beraset terbesar di tanah air itu lebih rendah dibandingkan target industri, yaitu 24,6 persen.

JAKARTA – Meski gejolak pasar belum sepenuhnya mereda, industri perbankan masih optimistis dengan prospek bisnis 2008. Mereka masih yakin penyaluran

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News