Banyak Dalih, Susah Maju

Banyak Dalih, Susah Maju
Dahlan Iskan.

jpnn.com - Begitu sering saya ke Amerika. Tulisan saya pun lebih banyak tentang negeri itu.

Mirip sekarang yang lebih banyak tentang Tiongkok. Bahkan hal kecil pun saya tulis.

Misalnya soal keheranan orang Amerika atas sepak bola. Waktu piala dunia dilaksanakan di sana.

Mengapa di lapangan begitu luas wasitnya hanya satu. Padahal di basket yang lapangannya lebih kecil dan pemainnya hanya lima wasitnya dua.

Belum lagi mengapa skor akhirnya begitu miskin. Hanya 1-2 atau bahkan 0-0.

Mengapa ketika terjadi gol teriakannya begitu panjang dan seru dan ternyata hanya untuk satu gol. Bukan sebuah three point. Mengapa satu babak, katanya 45 menit tapi sampai menit ke 48 belum dinyatakan selesai.

Tentu lebih banyak lagi yang serius. Tentang kehebatan Amerika. Maksud saya: agar kita bisa meniru. Setidaknya terinspirasi. Agar Indonesia juga maju.

Ternyata respons kita tidak begitu. Reaksi kita pada umumnya justru negatif: Amerika kan sudah 200 tahun merdeka. Kita kan (waktu itu) belum 50 tahun. Mana bisa dibanding-bandingkan.

Saya kaget. Tiongkok sudah sangat berbeda dengan yang pernah saya lihat. Hanya berselang empat tahun. Pembangunan mewabah di segala area.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News