Banyak Jamaah Terserang Heat Stroke Usai Wukuf
Cuaca Panas Kurang Air Minum

jpnn.com - JAKARTA – Setelah pelaksanaan Wukuf haji akbar di Arafah, Jumat lalu (3/10), kini jamaah Indonesia mulai bergeser ke Mina untuk melempar jumrah. Dari pelaksanaan wukuf dalam kondisi cuaca yang sangat panas, banyak jamaah yang kekurangan air minum.
Seharusnya panitia penyelenggara ibadah haji (PPIH) Kemenag bisa mengantisipasi agar jamaah tidak mengalami dehidrasi akibat kurang air.
Masalah ketersediaan air minum tersebut menjadi sorotan penting saat puncak haji kemarin. Sebab, banyak keluhan dari jamaah yang kesulitan memperoleh air minum.
Bahkan ada sebagian dari mereka yang akhirnya meminum air langsung dari kran yang biasa digunakan untuk mandi.
Kekurangan air minum tersebut mengakibatkan banyak jamaah mengalami dehidrasi parah. Kondisi itu kemudian memicu terjadinya heat stroke.
Heat stroke merupakan kondisi tubuh dimana suhu tubuh mencapai lebih dari 40 derajat Celcius. Akibatnya, penyakit bawaan dari jamaah haji menjadi muncul.
”Ada sebanyak 67 orang jamaah yang dirawat saat wukuf kemarin. Sebagian besar karena dehidrasi. Untuk yang meninggal sebanyak empat orang,” ujar Abidinsyah Siregar, anggota komisi pengawas haji Indonesia kemarin.
Melihat kondisi ini, Direktur Bina Pelayanan Kesehatan Tradisional, Alternatif dan Komplementer Kementerian Kesehatan (Kemenkes) itu mengimbau agar PPIH benar-benar memperhatikan kebutuhan minum para jamaah haji.
JAKARTA – Setelah pelaksanaan Wukuf haji akbar di Arafah, Jumat lalu (3/10), kini jamaah Indonesia mulai bergeser ke Mina untuk melempar jumrah.
- Ahmad Luthfi Dukung Penuh Percepatan Pembangunan Koperasi Desa Merah Putih di Jateng
- Restu Widiyantoro Diharapkan Memperkuat PT Timah dengan Profesionalisme
- LPPOM Fasilitasi Lebih dari 100 Penggilingan Daging Halal di 19 Provinsi
- KPK Periksa WN Korsel di Seoul Terkait Kasus Suap PLTU Cirebon
- Waka MPR Lestari Moerdijat Ungkap Perlunya Identifikasi Masalah Perempuan dengan Tepat
- Bongkar Penyelundupan Benih Lobster, Bea Cukai Batam Cegah Negara Rugi Rp 48 Miliar