Banyak Kapal Asing tak Terdeteksi, TNI Butuh Pesawat Intai
Selain itu, Campaign Director Saab Asia Pasific Magnus Hagman dalam kesempatan yang sama mengatakan bahwa pihaknya juga telah menawarkan solusi kepada TNI dalam mengoptimalkan alutsistanya. Seperti misalnya menawarkan pesawat tempur modern Gripen.
Dia menjelaskan bahwa Gripen mampu menembakkan misil ke udara dan darat tersebut telah dilengkapi dengan berbagai kemampuan khusus.
Di antaranya kemampuan terbang yang lebih lama serta antivirus.
"Selain itu, biaya operasionalnya lebih murah daripada Sukhoi," ujarnya.
Magnus mengatakan bahwa Gripen dan GlobalEye menjadi produk persenjataan unggulannya yang akan mereka pajang di pameran senjata Indo Defence pada 2-4 November 2016 mendatang.
Dihubungi terpisah, Kepala Dinas Penerangan TNI AU Marsma Jemy Tri Sonjaya saat dihubungi Jawa Pos kemarin mengatakan bahwa pihaknya belum mau melirik pesawat tempur lain selain Sukhoi Su-35 buatan Rusia untuk melengkapi kebutuhan TNI AU.
Saat ini TNI AU masih dalam proses memesan 16 unit Sukhoi Su-35 untuk menggantikan pesawat tempur F-5E/F Tiger II yang sudah berusia lebih dari 30 tahun.
"Kami masih tetap dengan rencana awal, yakni membeli Su-35," ujarnya.
JAKARTA - Wilayah NKRI memiliki garis pantai terpanjang kedua di dunia setelah Kanada. Selama ini, kontrol dan pengawasannya belum maksimal.
- Hutama Karya Group Salurkan Bantuan untuk Korban Banjir & Tanah Longsor di Sumbar
- Polri-KKP Menggagalkan Penyelundupan 91.246 Benih Bening Lobster
- KPK Bakal Panggil Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta
- Info Terkini dari KPK soal Aliran Uang Korupsi Telkomsigma
- Putri Zulhas Dampingi Mendag Bertemu Mahasiswa Indonesia di MIT
- Bu Tantri: PPPK Ini Dibebankan ke APBD, Anggaran Terbatas