Banyak Tragedi Terkait Sepak Bola di Indonesia, Pengamat Soroti PSSI, Simak

Banyak Tragedi Terkait Sepak Bola di Indonesia, Pengamat Soroti PSSI, Simak
Ilustrasi logo PSSI. Foto: dokumentasi JPNN.com

“Memang tidak mudah untuk mengontrol semua aksi supporter, tetapi harusnya itu sudah bisa diminimalisir. Minimal ada skenario mitigasi kerumunan supporter,” ucapnya.

Untuk itu, Rikki Daulay sepakat dengan desakan publik agar dilakukan revolusi total kepada organisasi dan khususnya pengurus PSSI sekarang.

Sebab, dia ragu jika perubahan yang signifikan dapat terwujud apabila orang-orang yang mengurus sepak bola di Indonesia ke depannya adalah orang-orang yang sama yang mengabaikan standar keselamatan dan keamanan sebelumnya.

“Sudah sangat layak PSSI di revolusi total secara menyeluruh agar sepak bola Indonesia tidak identik dengan kerusuhan dan jatuhnya korban,” tegasnya.

Menurut Rikki, sebelum aksi kekerasan dalam sepak bola Indonesia ini terjadi di kasus Kanjuruhan Malang hingga pelemparan bus pemain Timnas Thailand, aksi serupa juga sudah terjadi sejak lama seperti yang kejadian di Stadion Gelora Delta Sidoarjo. Suporter masuk ke lapangan dan merusak fasilitas lapangan.

Aksi ini tidak menelan korban jiwa atau korban luka, tetapi aksi-aksi semacam ini harusnya sudah bisa dipetakan atau dimanilisir oleh PSSI agar tidak terulang ke depan.

Namun, hal itu tak mampu dilakukan oleh PSSI hingga terjadi lagi di Stadion Kanjuruhan Malang yang menelan 135 korban jiwa, dan pelemparan bus pemain Timnas Thailand di area stadion GBK.

“Aksi di kandang Persebaya dan Kanjuruhan menurut saya distimulus oleh hal yang sama, yakni tim tuan rumah kalah dengan tim tamu, sehingga suporter tuan rumah mengamuk. Untuk itu, perlu sosialisasi edukasi terhadap supporter tim untuk menegakkan fairplay,” ujarnya.

Pengamat sepak bola Rikki Daulay menyoroti pernyataan Ketua Umum PSSI Mochammad Iriawan yang mengaku lalai mengawal aksi kekerasan oleh oknum suporter.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News