Bapak Tiga Periode
Oleh: Dhimam Abror Djuraid

Habibie merombak total tatanan demokrasi yang dibuat oleh Bung Karno dan Pak Harto yang tidak demokratis.
Bung Karno dan Pak Harto sama-sama melakukan pendekatan top down dalam berdemokrasi.
Bung Karno dengan Demokrasi Terpimpin praktis tidak memberi ruang kepada civil society untuk bergerak.
Bung Karno memaksakan konsep Nasakom yang memadukan nasionalisme, agama, dan komunis.
Bung Karno juga membubarkan partai-partai yang tidak sejalan dengan idenya.
Kekuasaan Bung Karno berakhir karena peristiwa Gerakan 30 September dan Soeharto kemudian muncul sebagai pengganti.
Pak Harto menerapkan ‘’Demokrasi Pancasila’’ yang pada prinsipnya hanya menjadi demokrasi prosedural belaka, tanpa ada kebebasan partai maupun civil society.
Pak Harto sangat menekankan pentingnya stabilitas politik untuk dasar pembangunan, dan karena itu memaksa partai-partai untuk berfusi menjadi tiga partai saja.
Akun Instagram Setneg mengeluarkan julukan untuk enam presiden. Yang membikin kepo adalah mengapa laman Setneg tidak mencantumkan julukan untuk Jokowi.
- Eks KSAL Ini Anggap Gibran bin Jokowi Tak Memenuhi Kriteria Jadi Wapres RI
- Roy Suryo Ungkap Ironi Laporan Jokowi, Dilayangkan Saat Hari Keterbukaan Informasi
- Gus Din Apresiasi Jokowi Membuat Laporan ke Polisi Soal Ijazah Palsu
- 5 Berita Terpopuler: Ada Uang Setoran Masuk, Banyak NIP CPNS & PPPK Terbit, Memalukan dan Tidak Elegan
- Polisi Didesak Proses Laporan Jokowi soal Kasus Ijazah Palsu
- Jokowi Lapor Polisi, Roy Suryo: Peneliti Seharusnya Diapresiasi, Bukan Dikriminalisasi