Bareskrim Sebut Batam Jalur Favorit Para Penyeludup Narkoba

Bareskrim Sebut Batam Jalur Favorit Para Penyeludup Narkoba
Kapal yang digunakan pelaku untuk menyeludupkan narkoba jenis sabu-sabu ke Batam, Kepri. Foto: batampos/jpg

jpnn.com, BATAM - Direktur Direktorat V Tindak Pidana Narkotika Bareskrim Polri Brigjen Pol Eko Daniyanto mengatakan para penyeludup narkotika jaringan internasional masih menjadikan Batam sebagai jalur favorit untuk menyeludupkan narkoba.

Bahkan, Direktorat V Tindak Pidana Narkotika Bareskrim Polri mengidentifikasi sedikitnya ada 28 pelabuhan tikus di Batam yang kerap dijadikan pintu masuk para penyeludup narkoba.

"Itu adalah jalur-jalur favorit yang sering digunakan para mafia (narkoba) ini," ungkap Direktur Direktorat V Tindak Pidana Narkotika Bareskrim Polri Brigjen Pol Eko Daniyanto di Mapolda Kepri, Kamis (22/2).

Eko mengatakan, garis pantai yang panjang membuat para penyeludup mudah masuk Batam dan Kepri.

Selain itu, maraknya penyeludupan narkoba ke Indonesia tak terlepas dari tingginya permintaan barang haram tersebut di dalam negeri. Eko menyebut, bandar sabu di Indonesia memesan mencapai 1 ton per hari.

Menurut Eko, saat ini sekitar 2 persen dari 250 juta penduduk Indonesia merupakan pecandu narkotika. Dengan kata lain, ada 5 juta pecandu narkoba di Indonesia.

"Satu gram sabu dipakai lima orang. Nah kalau lima juta orang berarti ada permintaan 1 juta gram atau 1 ton sabu per hari," kata Eko.

Tak hanya permintaan yang tinggi, Indonesia juga menjadi pasar utama jaringan narkotika internasional karena besarnya keuntungan yang diperoleh para bandar. Sebab di negara produsen, misalnya Tiongkok, harga sabu hanya sekitar Rp 40 juta hingga Rp 60 juta per kilogram (Kg). Namun di Indonesia, harganya mencapai Rp 1,5 miliar per Kg.

Para penyeludup narkotika jaringan internasional masih menjadikan Batam sebagai jalur favorit untuk menyeludupkan narkoba.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News