Baru Berkuasa, Taliban Terancam Pecah Gegara Narkoba

PBB memperkirakan nilai produksi opium di negara itu mencapai 1,4 miliar (Rp 20,12 triliun) pada 2017.
Situasi ekonomi yang buruk telah mendorong penduduk di provinsi-provinsi tenggara untuk menanam opium karena lebih cepat dipanen dan memberi hasil lebih banyak dari tanaman lain seperti gandum.
Sumber di kalangan Taliban mengatakan kepada Reuters mereka mengantisipasi penentangan yang keras dari beberapa elemen di kelompok itu terhadap larangan opium.
Mereka juga mengatakan ada lonjakan jumlah petani opium dalam beberapa bulan belakangan.
Seorang petani di Helmand mengatakan dalam beberapa pekan terakhir harga opium telah berlipat dua, dipicu oleh isu bahwa Taliban akan melarang budi dayanya.
Namun dia mengatakan masih menanam opium untuk menafkahi keluarganya.
"Tanaman lain tidak menguntungkan," katanya. (ant/dil/jpnn)
Kesolidan rezim Talban yang baru seumur jagung bakal diuji isu larangan budi daya opium
Redaktur & Reporter : M. Adil Syarif
- Oknum Pegawai BNN Ditahan Jaksa terkait Narkoba
- Dor, Dor, Dor! Oknum Polisi Ini Terkapar Ditembak Petugas BNN
- Ini Modus Baru Pengedar Narkoba di Bandung, Lihat
- Propam Pastikan 1.205 Personel Polda Jateng Bebas Narkoba dan Judol
- Rumah Mewah dan Aset Gembong Narkoba Mak Gadi Disita Polres Inhu
- Polda Riau Gagalkan Penyelundupan 12,8 Kilo Sabu-sabu oleh Jaringan Internasional