Baru Operasi Lutut, Tetap Ingin Jajal Rute Jatim

Baru Operasi Lutut, Tetap Ingin Jajal Rute Jatim
Rully Bagoes Herlambang (jersey Jawa Pos Cycling) bersama komunitas sepeda Bikeberry menjajal jalur Audax melewati porong. FOTO GUSLAN GUMILANG / JAWA POS
Salah seorang cyclist Jakarta yang akan ikut Audax East Java adalah Brigjen Pol Royke Lumowa. Asisten deputi penanganan konflik Kemenko Polhukam itu langsung menyiapkan diri ikut Audax East Java begitu Tour de Borobudur rampung Minggu lalu (16/6) lalu. "Saya langsung setiap hari bike to work dari rumah di Cawang, Jakarta Timur, ke kantor di Monas, Jakarta Pusat," ungkap mantan Kasatlantas Surabaya dan Dirlantas Polda Metro Jaya itu.

 

Latihan tambahan dilakoni dengan menambah rute gowes hingga Kemayoran. Royke biasanya memutari kawasan Jakarta International Expo. Satu putaran di kawasan luas itu 4 kilometer. Royke biasanya melahap enam kali putaran. "Paling tidak setiap hari bisa sampai 50 kilometer," ungkapnya.

 

Latihan yang dijalani Royke khusus untuk meningkatkan rpm alias putaran pedal. Dia menyetel gir di setelan paling ringan. "Ini untuk melatih kekuatan jantung. Biar kuat di Audax," katanya. Karena jalur flat, Royke berencana melatih tanjakan di Titik Nol, Sentul, Jawa Barat. "Kemungkinan Selasa atau Jumat. Harus latihan nanjak sekali biar mantap," tegasnya.

 

Peserta dari Bitung, Sulawesi Utara, Yosaphat Oei Ho Tjiok sudah setahun absen dari agenda long distance cycling. Terakhir dia mengikuti Lombok Audax pada awal 2012. "Tubuh kalau sudah lama tidak latihan pasti akan kembali ke nol. Saya, mau tidak mau, harus latihan lagi. Biasanya dari Bitung ke Manado pergi pulang sudah 100 kilometer. Kalau mau nanjak, ke Tondano 50 kilometer," ungkap cyclist asli Semarang yang sudah tinggal di Bitung sebelas tahun itu.

 

TANTANGAN gowes sejauh 232 kilometer dalam sehari tidak bisa dianggap sembarangan. Perlu persiapan fisik dan mental yang prima. Bahkan, beberapa

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News