Batam Kota dengan Biaya Hidup Tertinggi ke-5 di Indonesia

Batam Kota dengan Biaya Hidup Tertinggi ke-5 di Indonesia
Kota Batam. Foto: dokumen JPNN

Dia mengatakan, masalah sembako adalah masalah jangka panjang. Di mana Kepri bukanlah sebagai daerah penghasil.

"Memang harus diimpor. Ini juga agar daya beli masyarakat meningkat. Kalau ada stok di pasaran, tetapi harga mahal, juga memberatkan," katanya.

Menurutnya, dalam setahun terakhir, Pemko Batam sudah beberapa kali menggelar pasar murah. Tentunya sangat membantu masyarakat luas.

"Tetapi sampai kapan pasar murah ini bisa bertahan?. Dan frekuensinya berapa kali dalam sebulan," katanya.

Senada disampaikan Sallon Simatupang, Wakil Ketua Komisi II DPRD Batam. Menurutnya, harga beras dan pangan di pasaran terus naik. Ini karena barang yang masuk ke Batam dari Pulau Jawa. Di mana pengirimannya tidak selalu tepat waktu.

"Cuaca sangat menentukan harga barang di Batam. Kalau ombak tinggi, bisa jadi barang akan lama sampai di Batam. Karena banyak barang dikirim via laut," katanya.

Dia berharap Dinas Ketahanan Pangan dan Dinas Pertanian untuk memiliki konsep bagaimana agar harga lebih murah di Batam. "Menurut saya kran impor memang harus dibuka langsung ke Batam," katanya.

Sementara itu Wali Kota Batam Muhammad Rudi mengatakan, pengajuan kran impor untuk Batam hak Gubernur Kepri Nurdin Basirun.

DPRD Kota Batam mendukung dibukanya kran impor beras ke Batam, Kepri. Ini penting untuk menstabilkan harga dan juga untuk menjaga stok di pasaran.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News