Batasi Parpol Dianggap Kekerasan Politik
Kenaikan PT Kepentingan Sesaat
Selasa, 10 Agustus 2010 – 08:25 WIB

Batasi Parpol Dianggap Kekerasan Politik
Ha l senada dijelaskan Wakil Sekjen DPP PKB Hanif Dhakiri. Ia menilai gagasan Akbar Tandjung itu menafikan unsur representasi yang sangat beragam. “Jumlah parpol kalau hanya 5, sama sekali tidak akan mewakili rakyat Indonesia yang begitu beragam. 5 parpol itu terlalu kecil dan hanya akan mengokohkan oligarki politik,” ujarnya.
Baca Juga:
Menurut Sekretaris F-PKB DPR ini, 9 parpol yang sekarang eksis di DPR saja masih dikritik masyarakat karena dinilai tidak cukup mewakili. Makna penyederhanaan parpol, jangan diarahkan untuk membunuh hak berdemokrasi bagi setiap warga yang telah dijamin UUD. “Selain akan menyuburkan oligarkhi politik, penyederhanaan menjadi 5 parpol saja itu dipastikan membunuh hak-hak politik rakyat yang dijamin konstitusi,” tegasnya.
Wakil Ketua Umum DPP Partai Gerindra Fadli Zon juga berujar bahwa pembatasan jumlah parpol hanya menimbulkan oligarki politik. Dia menilai 9 parpol di parlemen saat ini sudah ideal dan dapat dikatakan sederhana. Sebab, peserta pemilu lalu mencapai 38 parpol. Fadli mempertanyakan apakah jumlah parpol yang sedikit akan menjamin efektifitas kinerja pemerintahan? “Misalkan dalam pemberantasan korupsi akan sulit dilakukan jika parpolnya hanya lima,” ujarnya.
Dia juga menolak adanya wacana kenaikan PT menjadi 5 persen. Menurutnya, peningkatan PT juga tidak jamin mampu mengefektifkan kinerja parpol dalam mendorong pemerintah mengatasi persoalan yang dihadapi masyarakat. “Kenaikan PT hanya untuk kepentingan jangka pendek,” kata Fadli di Jakarta, kemarin.
JAKARTA - Wacana penyederhanaan parpol menjadi 5 terus mendapat kritikan. Bukan hanya partai pemenang pemilu yakni Demokrat, partai-partai menengah
BERITA TERKAIT
- Bawaslu RI Akan Dalami Dugaan Kecurangan PSU Pilkada Bengkulu Selatan
- Sekjen PKS Apresiasi Kepedulian Gubernur Kaltim pada Pendidikan
- Dukung Prabowo 2 Periode, Idrus Golkar Usul Pembentukan Koalisi Permanen
- Versi Pengamat, Prabowo Tak Merestui Mutasi Letjen Kunto Arief
- Eks KSAL Ini Anggap Gibran bin Jokowi Tak Memenuhi Kriteria Jadi Wapres RI
- Golkar Jabar Ganti 2 Ketua DPD Kota/Kabupaten, Dinilai Abaikan Amanah Bahlil