Baterai Lithium Tanpa Ember

Baterai Lithium Tanpa Ember
Dahlan Iskan.

jpnn.com - Saya bangun tengah malam. Ingat ITS. Khususnya acara BEM Elektro. Yang istimewa. Yang ingin saya tulis saat itu.

Tapi keburu ke Tiongkok. Lalu ke Amerika ini.

Saya terbangun tengah malam. Tidak bisa tidur lagi. Masih jetlag. Padahal sudah 10 hari di Amerika. Perbedaan waktu membuat ritme tidur kacau.

Maka saya tulislah naskah untuk Disway ini. Daripada mata hanya menatap langit-langit tanpa cicak.

Udara tengah malam ini sangat dingin. Tapi pikiran saya bergairah. Harus memuji orang ini: Kristian Sutikno. Alumnus Fakultas Teknik Elektro Institut 10 November (ITS) Surabaya.

Bahkan saya harus minta maaf padanya. Saya telat mengetahui kiprahnya. Di bidang produksi baterai lithium di dalam negeri. Ini karena Kristian terlalu low profile.

Padahal kami sama-sama Arek Suroboyo. Rumahnya pernah pula di dekat rumah saya. Tapi baru hari itu saya kenal dia. Dan kiprahnya. Terlaaaluuuu!

Kalau saja BEM ITS, khususnya himpunan mahasiswa elektro tidak mengadakan acara itu saya tidak bertemu dia. Hari itu saya diminta bicara mobil listrik lagi. Bersama si penari langit Ricky Elson. Dan Prof Nur pembina kendaraan listrik.

Enam tahun lalu saya mencari-cari siapa pengusaha yang mau mendirikan pabrik baterai lithium. Agar Indonesia tidak impor lagi dari Tiongkok.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News