Batu Bara dan Minyak Menipis, EBT Harus Dimaksimalkan
jpnn.com, JAKARTA - Sekretaris Jenderal Projo Handoko mengatakan, pemanfaatan energi baru dan terbarukan (EBT) merupakan penentu tercapainya kedaulatan energi di Indonesia.
Dalam janji politik pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla yang dikenal dengan Nawacita, sektor energi turut menjadi prioritas pemerintah.
“Kedaulatan energi itu menjadi keharusan. Sebab, pemenuhan energi dari dalam negeri akan mengurangi ketergantungan kita terhadap energi fosil, terutama yang berasal dari minyak dan batu bara,” kata Handoko, Kamis (26/7).
Dia menambahkan, Indonesia akan mampu memenuhi kebutuhan energi dari dalam negeri dengan memanfaatkan energi terbarukan dari air, mikrohidro, angin (bayu), tenaga surya, gelombang laut, dan panas bumi.
“Paradigma pengelolaan energi nasional harus berubah, dari energi sebagai komoditas ke energi sebagai penggerak roda ekonomi. Melimpahnya sumber energi baru dan terbarukan di Indonesia selayaknya bisa dimanfaatkan secara optimal,” kata Handoko.
Menurut Handoko, salah satu kendala besar pengembangan EBT adalah mahalnya teknologi yang banyak diimpor dari luar negeri.
Karena itu, itu penguasaan teknologi juga harus mendapatkan prioritas sehingga Indonesia tidak lagi tergantung pada teknologi luar negeri.
Dari sisi energi primer, saat ini lebih dari 70 persen pembangkit listrik di Indonesia menggunakan minyak bumi dan batu bara.
Sekretaris Jenderal Projo Handoko mengatakan, pemanfaatan energi baru dan terbarukan (EBT) merupakan penentu tercapainya kedaulatan energi di Indonesia.
- Libur Lebaran, Pembangkit Listrik EBT Milik PLN IP Dipastikan Andal
- Top, PLN Meraih 2 Penghargaan di CNN Award 2024
- Dukung Investor China Kembangkan Energi Hijau di RI, Bamsoet Ungkap Fakta Ini
- PT BUMI Resources Targetkan Ekspor Utama ke Tiongkok & India
- SIG Akselerasi Dekarbonisasi & Transisi Energi Hijau untuk Pabrik-pabrik di Tuban
- Koalisi Masyarakat Sipil Soroti Rencana Pemerintah Turunkan Target Energi Terbarukan pada 2025