Batu Nisan untuk Partai Tionghoa

Oleh Dahlan Iskan

Batu Nisan untuk Partai Tionghoa
Dahlan Iskan.

Nyatanya mesin partai MCA tidak jalan sama sekali. Bahkan presiden partainya pun kalah di dapilnya: Liow Tiong Lai.

Padahal MCA memiliki dua koran terbesar di Malaysia. Koran berbahasa Inggris terbesar di sana, “The Star”, adalah milik resmi MCA. Demikian juga koran berbahasa mandarin terbesar: “Nanyang Siang Pao”.

MCA punya dalih: citra pemerintah yang buruk ikut memerosotkan popularitas MCA. Keluhan lain: dalam koalisi BN suara MCA tidak pernah didengar.

Komentar seperti itu tentu  bikin berang pimpinan UMNO. ”Dari pada ngomong begitu lebih baik MCA menyiapkan batu nisan untuk kematiannya,” ujar  seorang pengurus UMNO.

Perlu batu nisan atau tidak sebenarnya memang ada tiga penyakit yang menggerogoti MCA.

Yang utama: baru bangkitnya partai lama. Yang dipelopori tokoh-tokoh Tionghoa juga: Partai Aksi Demokrasi. Dipimpin Lim Kit Siang. Ayahnya Lim Guan Eng. Menteri keuangan saat ini.

Dalam pemilu barusan suara orang Tionghoa hampir total lari ke DAP. Gejala ini sudah mulai tampak dalam Pemilu 2013. Tapi menjadi tsunami di pemilu bulan lalu.

Menurut hasil survei politik di sana 95 persen orang Tionghoa lari ke DAP. Yang lima persen lagi lari ke Anwar Ibrahim (Partai Keadilan) dan ke Wee Ka Siong (MCA).

Kejayaan partai Tionghoa Malaysia ikut berakhir. Nama resmi partainya: Malaysian Chinese Association (MCA). Didirikan 2 Februari 1949.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News