Bayi Lahir Saat Rusuh, Mau Diberi Nama 'Konflik'

Bayi Lahir Saat Rusuh, Mau Diberi Nama 'Konflik'
Inilah bayi mungil yang lahir di tengah-tengah konflik itu. (Foto: up Mustari/Radar Tarakan)
Agustina menceritakan, saat itu konflik tengah pecah. Teriakan warga dan bunyi peluru ditembakkan, terdengar sahut menyahut. Tidak berapa lama, salah seorang anak Isna memanggilnya. Agustina langsung punya firasat, Isna akan melahirkan. “Apalagi memang sudah hamil tua,” katanya.

Tidak butuh waktu lama, Agustina pun tiba di rumah Isna. Sesampainya di rumah Isna, Agustina dikejutkan dengan erangan Isna yang menjadi-jadi. Iapun berinisiatif memanggil dukun kampung yang biasa menangani persalinan. Belum sempat memanggil, bayi yang hanya terpaut 1,5 tahun dengan kakaknya itu lahir dengan selamat. “Belum saya panggil dukun kampung, eh sudah keluar, tapi alhamdulillah bayinya selamat,” ucap Agustina.

Tak mau berlama-lama dengan proses persalinan, Agustina lalu meraih bayi yang memiliki berat kurang lebih 3 kilogram ini dan membawanya ke puskesmas terdekat. Puskesmas Karang Rejolah yang menjadi sasaran wanita tambun ini. “Tanpa pikir panjang saya bawa bayinya ke puskesmas,” katanya.

Tapi, untuk meraih puskesmas Karang Rejo, Agustina harus melewati daerah rawan konflik. Tapi Agustina nekat. “Saya benar-benar percaya adanya Allah, dalam hati saya anak ini harus selamat, saya bawa dia ke puskesmas untuk ditindak lanjuti,” katanya.

Melahirkan dalam suasana konflik tentu tidak diinginkan para ibu hamil. Tapi  apa mau dikata, Isna (33 th) harus melahirkan bayi dalam suasana

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News