Bayi yang Lahir Tanpa Bidan di Pos Pengungsian

Bayi yang Lahir Tanpa Bidan di Pos Pengungsian
ANAK: Jasmani memangku anaknya belakangan diberi nama Cut Juliati pos pengungsian berada Blang Mancung Kecamatan Ketol Aceh Tengah, Rabu (3/7) lalu. Foto: AMINOER RASYID/SUMUT POS
Kemarin, Kamis (4/7), Agung memang melakukan kunjungan ke posko pengungsi Desa Blang Mancung, Kecamatan Ketol, Aceh Tengah. Pemerintah pusat ingin memastikan korban gempa di Aceh dapat dilayani dengan baik. Agung menjelaskan selain penyediaan logistik, pemerintah akan fokus menangani korban luka-luka. Sementara itu, korban yang meninggal juga terus ditangani dengan fardhu kifzyah.

“Penanganan luka berat apabila tidak mampu ditangani di sini, akan dibawa ke Lhokseumawe atau ke Banda Aceh. Biaya ditanggung negara,” kata Agung.

Pemerintah juga menyediakan sejumlah tenda yang akan didistribusikan dalam dua hari ini. Tambahan tenda ini atas permintaan warga yang ingin lebih dekat dari rumahnya.

Tim relawan dari BNPB, SAR, dan TNI masih berusaha menyalurkan bantuan dan mendirikan tenda di sejumlah titik. Bantuan sementara seperti mi instan, beras, serta air mineral terus didistribusikan. Sebagian tim juga masih terus berusaha mencari 12 orang yang dinyatakan hilang. Tim juga sedang menuju dua desa yang terisolasi, yaitu Desa Bah dan Desa Srampah.

Nasib ‘baik’ yang diterima Jasmani tidak sama dirasakan Kasmawati. Warga Kampung Bukit Rata Kecamatan Kute Penang ini mengalami nasib kurang beruntung. Dia sudah tiga hari melahirkan, namun belum mendapatkan perawatan yang layak. Jadi, jangankan kunjungan menteri, untuk bertahan hidup saja tampaknya sulit. Kemarin dia hanya berbaring lemas dibawah tenda pengungsian.

JASMANI tak pernah membayangkan akan bertemu dengan Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat (Menko Kesra) Agung Laksono. Dia pun tak menyangka

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News