Baznas Bazis DKI Gelar Program Bedah 42 Rumah Rusak Berat dan Tidak Layak Huni

Baznas Bazis DKI Gelar Program Bedah 42 Rumah Rusak Berat dan Tidak Layak Huni
Baznas Bazis DKI Saat Suharto Amjad melaksanakan program bedah rumah rusak berat dan tidak layak huni. Tampak sebelum dan sesudah program bedah rumah. Foto: Dok. Baznas Bazis DKI

Dia menjelaskan program bedah kawasan ini merupakan respons atas problem masyarakat DKI, yang ingin menghadirkan kampung yang memiliki ruang sosial, ruang ekonomi, dan tangguh terhadap bencana.

“Melalui inovasi program bedah rumah Baznas (Bazis) DKI ini, diharapkan pembangunan tersebut memiliki nilai manfaat yang lebih luas bagi masyarakat,” tambah Saat Soeharto.

Tiga Zona bagi Masyarakat

Merujuk pada konsep, kampung tangguh bencana setidaknya menyediakan tiga ruang atau zona bagi masyarakat, yaitu zona pendidikan, zona bermain dan zona ekonomi. Dengan konsep tersebut, kawasan diharapkan lebih layak huni bagi warga.

Di setiap sudut jalan kampung, juga akan dihiasi dengan street art untuk memperindah kampung. Selain itu juga disediakan green corridor dengan memanfaatkan gang-gang rumah menjadi Ruang Terbuka Hijau (RTH).

Di kawasan kampung akan diterapkan zero waste melalui penyediaan pembuangan sampah pengelolaan sampah komunal. Selain itu juga dibangun sumur serapan di dalam kawasan.

Sementara itu, Kepala Bidang Pendistribusian dan Pendayagunaan Baznas Bazis DKI A. Sholih menambahkan program bedah kawasan merupakan inovasi dari program bedah rumah. Melalui bedah kawasan, manfaat yang dirasakan tidak lagi hanya didapat satu orang, tetapi bisa menyebar menjadi satu kawasan.

"Masyarakat dalam kawasan dapat menikmati ruang terbuka hijau, terbangun interaksi sosial, terdapat fasilitas umum, ruang belajar bersama dan manfaat lainnya,” ujar A Sholih.

Saat Suharto Amjad menjelaskan inovasi program bedah rumah yang dilaksanakan oleh Baznas (Bazis) DKI Jakarta menggunakan konsep bedah Kawasan.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News