BBM Non-Subsidi Makin Dijauhi
Kamis, 20 Desember 2012 – 04:26 WIB
Iskandar mengatakan, penjualan Pertamax turun karena disparitas harga antara BBM non-subsidi dengan BBM bersubsidi masih sangat tinggi. Menurutnya, masyarakat Indonesia masih sensitif terhadap harga.
"Kalau harga rendah, tanpa disuruh orang akan pakai Pertamax. Instruksi pemerintah untuk tidak memakai BBM bersubsidi juga tidak mempan, kuncinya di harga," tukasnya
Beberapa saat ini, harga Pertamax di wilayah Jabodetabek sudah berkisar antara Rp 9.700 per liter hingga Rp 9.850 per liter, dua kali lipat dibanding harga Premium bersubsidi Rp 4.500 per liter. Harga ini berbeda dengan kisaran harga Pertamax pada tahun 2011 yang berkisar Rp 8.000 per liter. "Saat itu harga Pertamax bahkan pernah menyentuh angka Rp 7.500 per liter," lanjutnya
Senior Vice President Fuel Marketing and Distribution Pertamina Suhartoko menambahkan, tidak tercapainya target penjualan BBM non-subsidi di tingkat retail tahun ini juga dikarenakan larangan kendaraan dinas pemerintah, BUMN, BUMD, perkebunan dan pertambangan masih belum berjalan sempurna. "Kalau (program) itu jalan seharusnya volume naik," tandasnya
JAKARTA - Himbauan pemerintah agar orang kaya dan pejabat Negara beralih menggunakan BBM (bahan bakar minyak) non-subsidi sepertinya tidak berhasil.
BERITA TERKAIT
- Kisah Inspiratif AgenBRILink, Bantu Akses Perbankan Warga di Sumbawa Besar
- Integrasi Tradisi dan Inovasi jadi Kunci Mirah Investment & Development untuk Terus Tumbuh
- GovTech Segera Diluncurkan, Peruri Siap Kawal Transformasi Digital
- Gelar Aceh Muslim Fashion Festival di Jakarta, Pemda Berharap Go International
- Cara Gampang Menganalisis Catatan Keuangan di BRImo, Begini
- DANA Terus Mengalami Pertumbuhan Positif