BBM Resmi Naik, Pengamat: Pemerintah Sangat Kejam, Masih Ada Cara Lain!

jpnn.com, JAKARTA - Pakar Kebijakan Publik Narasi Institute Achmad Nur Hidayat menilai pemerintah sungguh kejam menaikan harga BBM di tengah kondisi masyarakat yang sulit karena di bawah himpitan ekonomi.
Pasalnya, pemerintah akhirnya resmi menaikkan harga BBM hari ini.
Kenaikan harga BBM bersubsidi Pertalite dari Rp 7.600 menjadi Rp 10 ribu per liter amat memberatkan kehidupan rakyat dan dikhawatirkan akan disusul kenaikan berbagai harga komoditas.
"Padahal kondisi saat ini harga minyak dunia sedang turun mestinya pemerintah masih dapat menunda kenaikan harga BBM," ujar Achmad, Sabtu (3/9).
Menurut Achmad, masyarakat Indonesia sudah jatuh lalu tertimpa tangga akibat kenaikan harga BBM.
Dia menyebut pemerintah benar-benar menciptakan penderitaan bagi masyarakat.
"Dampak kenaikan BBM, Indonesia terancam stagflasi. Kenaikan berbagai harga harga tidak diikuti oleh kesempatan kerja, bahkan terdapat potensi PHK besar-besaran karena pabrik akan keberatan menghadapi dampak dari kenaikan harga BBM ini," kata Achmad.
Apalagi, bantalan Sosial (bansos) yang digelontorkan sebesar Rp 24,17 triliun tidak sebanding dengan tingkat risiko yang akan ditanggung atas kebijakan kenaikan BBM.
Pakar Kebijakan Publik Narasi Institute Achmad Nur Hidayat menilai pemerintah sungguh kejam menaikan harga BBM di tengah kondisi masyarakat yang sulit
- Harga BBM Pertamina Turun, Cek Daftar Lengkapnya!
- May Day, Pertamina Turunkan Harga BBM Nonsubsidi, Berikut Daftarnya
- Jumlah PPPK Terus Bertambah, Guru Honorer dan Tendik Terkena PHK
- Sepanjang 2024, Pelindo Petikemas Setor Kewajiban Ke Negara Capai Rp 1,94 Triliun
- Resah Lihat Kondisi Ekonomi, Mahasiswa UKI Bagikan Beras untuk Membantu Warga
- Bukan 10 Persen, Pramono Bakal Terapkan Pajak BBM 5 Persen di Jakarta