Bea Cukai dan Pajak Terapkan Joint Audit

Untuk Bidik Importer Nakal

Bea Cukai dan Pajak Terapkan Joint Audit
Bea Cukai dan Pajak Terapkan Joint Audit
Sebagai gambaran, sebuah perusahaan mengimpor barang berupa mesin sebanyak 100 unit, tapi yang dilaporkan ke DJBC hanya 70 unit. Hal seperti itu bisa saja lolos dari pengawasan DJBC karena impor dilakukan dalam bentuk spare part terurai atau terpisah.

Karena itu, DJP akan melakukan cross check pada laporan pajak perusahaan tersebut. Jika dalam laporan tersebut menyebutkan aset 100 unit mesin, maka perusahaan tersebut bisa dikenai sanksi karena melakukan pelanggaran kepabeanan.

Pada kasus lain, sebuah perusahaan dalam pembayaran pajaknya melaporkan produksi sekian unit produk jadi. DJP kemudian bisa memeriksa laporan dari DJBC terkait perusahaan tersebut ketika mengimpor bahan baku. Dari perhitungan tersebut, bisa dianalisa, apakah laporan pajak perusahaan tersebut realistis atau tidak.

Agung menyebut salah satu sasaran opearsi joint audit ini adalah importer barang-barang bermerek atau branded goods. Sebab, penangkapan atas KM Kelud beberapa waktu lalu menemukan ribuan tas, jam tangan, dan barang-barang bermerek lain yang coba diselundupkan. Tidak tertutup kemungkinan, aksi penyelundupan sudah dilakukan sebelumnya. "Ini salah satu contoh saja, tapi perusahaan di semua sektor bisa saja menjadi obyek joint audit," ucapnya.

       

JAKARTA - Para importer nakal seolah tak pernah jera. Berbagai aksi penyelundupan terus saja terjadi. Direktorat Jenderal Bea Cukai (DJBC) pun kini

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News